Struktur Komunitas Capung (Odonata) di Kawasan Resort Pemangku Hutan (RPH) Garahan, BKPH Sempolan, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember dan Pemanfaatannya sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Capung merupakan serangga terbang yang berukuran sedang hingga besar.
Capung memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi. Keberadaan capung di suatu
ekosistem sangatlah melimpah. Capung memiliki peranan penting dalam
lingkungan. Capung berperan sebagai bioindikator kualitas air dan pencemaran
lingkungan. Selain itu, capung juga berperan penting sebagai agen pengendali
hama, dimana capung berperan sebagai predator dan musuh alami. Capung
memiliki persebaran yang sangat luas, misalnya dapat ditemukan sungai, danau,
perkebunan, daerah dataran rendah maupun tinggi, rawa, dan hutan. Salah satu
hutan yang mendukung keberadaan capung yakni di RPH Garahan, BKPH
Sempolan, KPH Jember. Hutan RPH Garahan merupakan kawasan hutan yang
banyak ditumbuhi oleh tumbuhan pinus dan kopi, serta beberapa tumbuhan seperti
lamtoro, beringin, petai, durian, nangka, gelintungan, kelontong, pulai, dan alpukat.
Hal tersebut menjadi salah satu dasar dilakukannya penelitian mengenai struktur
komunitas Odonata di RPH Garahan, BKPH Sempolan, KPH Jember, guna untuk
memperoleh data dan informasi mengenai struktur komunitas capung (Odonata) di
kawasan tersebut yang mana belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
Tujuan dilakukannya penelitian ini yakni untuk mengetahui jenis-jenis
Odonata yang ditemukan di kawasan RPH Garahan, BKPH Sempolan, KPH
Jember. Selain itu juga untuk mengetahui struktur komunitas capung (Odonata) di
RPH Garahan, untuk mengetahui kondisi abiotik di RPH Garahan, dan sebagai
sumber pembuatan buku ilmiah populer untuk membantu dan memberikan
informasi serta pengetahuan bagi berbagai pihak.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian desktriptif eksploratif,
dimana penentuan titik lokasinya berdasarkan metode purposive sampling.
Pengambilan sampel Odonata menggunakan metode road sampling (jelajah) sejauh
100 m dengan menggunakan jaring serangga (insect net). Setelah itu, sampel
dikeringkan dan diawetkan. Kemudian sampel diidentifikasi di Laboratorium
Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi. Selain itu, juga dilakukan pengukuran
faktor abiotik yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan
kecepatan angin.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jenis capung (Odonata) sebanyak 13
spesies dari 7 family Odonata, diantaranya yaitu spesies Orthetrum sabina,
Diplacodes trivialis, Orthetrum glaucum, Pantala flavescens, Neurothemis
terminata, Zygonyx ida, Gynacantha subinterrupta, Paragomphus reinwardtii,
Vestalis luctuosa, Heliocypha fenestrata, Euphaea variegata, dan Coeliccia
membranipes.
Struktur komunitas yang diukur terdiri dari parameter indeks
keanekaragaman (H’) di kawasan RPH Garahan sebesar 1,653, yang masuk dalam
kategori sedang. Data ini didukung oleh indeks keanekaragaman untuk sub area
habitat yang meliputi habitat pinus dan habitat hutan rimba. Nilai H’ pada habitat
pinus sebesar 1,428, sedangkan di habitat hutan rimba yaitu 1,757, sehingga
keanekaragaman Odonata di kedua habitat tergolong sedang. Nilai indeks
dominansi (D) di seluruh area penelitian sebesar 0,263, yang masuk dalam kategori
rendah. Nilai indeks dominansi di habitat pinus sebesar 0,358, sedangkan pada
habitat hutan rimba yaitu 0,205, yang mengartikan nilai dominansi di kedua habitat
tergolong rendah. Nilai indeks kemerataan (E’) kawasan RPH Garahan sebesar
0,401, menunjukkan nilai kemerataan tergolong sedang. Indeks kemerataan di
habitat pinus yaitu 0,417, sedangkan di habitat hutan rimba yaitu sebesar 0,526,
sehingga nilai E’ di kedua habitat tergolong sedang. Indeks kesamaan spesies
dikedua habitat sebesar 75%, sehingga tingkat kesamaan spesiesnya tergolong
tinggi. Spesies dengan indeks kelimpahan relatif tinggi yaitu spesies Vestalis
luctuosa, Euphaea variegata, dan Pantala flavesescens. Spesies yang memiliki
nilai IKR sedang yaitu spesies Orthetrum sabina. Sedangkan spesies lainnya
memiliki nilai IKR yang relatif rendah.