Show simple item record

dc.contributor.authorROSYADA, Alfina
dc.date.accessioned2025-07-17T05:10:24Z
dc.date.available2025-07-17T05:10:24Z
dc.date.issued2024-10-15
dc.identifier.nim201510801063en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127434
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 17 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractGossypium hirsutum L. atau kapas merupakan komoditi Perkebunan dan dapat tumbuh mulai daerah dataran rendah hingga ketinggian 700 mdpl. Kapas termasuk komoditas perkebunan unggulan di Indonesia. Namun, produksi serat kapas belum mampu untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga Indonesia perlu mengimpor kapas dari beberapa negara di wilayah Asia. Rendahnya produktivitas kapas pada tingkat petani disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu ketersediaan benih bermutu yang terbatas. Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya mutu benih bisa dilakukan hydropriming menggunakan air kelapa muda dan bawang merah. Hydropriming merupakan teknik perlakuan fisik untuk memperbaiki vigor benih sebelum tanam agar benih dapat melangsungkan proses metabolisme. Priming benih merupakan proses perendaman benih dengan media tanam atau campuran tertentu selama waktu yang diinginkan untuk memastikan bahwa benih terhidrasi dan mencegah penonjolan radikula. Proses priming benih dimulai dengan fase imbibisi kemudian fase aktivasi, yang berhubungan dengan aktivasi serangkaian peristiwa metabolik pada tingkat sel yaitu sintesis protein, aktivasi enzim, dan mesin antioksidan, pembentukan mitokondria baru dan perbaikan DNA. ZPT yang mudah didapat adalah air kelapa muda dengan kandungan hormon pertumbuhan yang terkandung yaitu auksin, giberelin serta sitokinin dan ZPT bawang merah merah memilik kandungan yang dapat merangsang pertumbuhan akar yaitu tiamin, vitamin B1, asam nikotinat, riboflavin, rhizokalin dan auksin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi dan konsentrasi terbaik air kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada perkecambahan dan pembibitan tanaman kapas. penelitian ini menggunakan RAL Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah air kelapa muda (K) dan faktor kedua ekstrak bawang merah (B). Variabel pengamatan yang dianalisis pada fase perkecambahan yaitu, persentase daya kecambah, waktu muncul kecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh dan vigor benih. Pada fase pembibitan variabel pengamatan yang dianalisis yaitu, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, indeks luas daun, jumlah tunas, panjang akar, berat basah akar, berat basah tajuk, berat kering akar, berat kering tajuk, dan volume akar. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya interaksi pemberian air kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada variabel pengamatan jumlah daun, jumlah tunas dan panjang akar. Pemberian air kelapa muda berpengaruh nyata pada diameter batang, berat basah akar dan berat basah tajuk. Pemberian ekstrak bawang merah berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, berat basah akar dan berat basah tajuk. Interaksi antara air kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada fase perkecambahan memberikan pengaruh terbaik pada persentase daya kecambah, waktu muncul kecambah, kecepatan tumbuh, dan vigor benih.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Prof. Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Jemberen_US
dc.subjectAir Kelapa Mudaen_US
dc.subjectEkstrak Bawang Merahen_US
dc.subjectPembibitan Tanaman Kapas (Gossypium hirsutum L.en_US
dc.titlePengaruh Air Kelapa Muda dan Ekstrak Bawang Merah pada Fase Perkecambahan dan Pembibitan Tanaman Kapas (Gossypium hirsutum L.)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Prof. Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si.en_US
dc.identifier.validatorRudy Ken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record