dc.description.abstract | Gossypium hirsutum L. atau kapas merupakan komoditi Perkebunan dan
dapat tumbuh mulai daerah dataran rendah hingga ketinggian 700 mdpl. Kapas
termasuk komoditas perkebunan unggulan di Indonesia. Namun, produksi serat
kapas belum mampu untuk memenuhi kebutuhan nasional sehingga Indonesia perlu
mengimpor kapas dari beberapa negara di wilayah Asia. Rendahnya produktivitas
kapas pada tingkat petani disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu
ketersediaan benih bermutu yang terbatas. Salah satu cara untuk mengatasi
rendahnya mutu benih bisa dilakukan hydropriming menggunakan air kelapa muda
dan bawang merah. Hydropriming merupakan teknik perlakuan fisik untuk
memperbaiki vigor benih sebelum tanam agar benih dapat melangsungkan proses
metabolisme. Priming benih merupakan proses perendaman benih dengan media
tanam atau campuran tertentu selama waktu yang diinginkan untuk memastikan
bahwa benih terhidrasi dan mencegah penonjolan radikula. Proses priming benih
dimulai dengan fase imbibisi kemudian fase aktivasi, yang berhubungan dengan
aktivasi serangkaian peristiwa metabolik pada tingkat sel yaitu sintesis protein,
aktivasi enzim, dan mesin antioksidan, pembentukan mitokondria baru dan
perbaikan DNA. ZPT yang mudah didapat adalah air kelapa muda dengan
kandungan hormon pertumbuhan yang terkandung yaitu auksin, giberelin serta
sitokinin dan ZPT bawang merah merah memilik kandungan yang dapat
merangsang pertumbuhan akar yaitu tiamin, vitamin B1, asam nikotinat, riboflavin,
rhizokalin dan auksin.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi dan konsentrasi terbaik
air kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada perkecambahan dan pembibitan
tanaman kapas. penelitian ini menggunakan RAL Faktorial dengan 2 faktor dan 3
ulangan. Faktor pertama adalah air kelapa muda (K) dan faktor kedua ekstrak
bawang merah (B). Variabel pengamatan yang dianalisis pada fase perkecambahan yaitu, persentase daya kecambah, waktu muncul kecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh dan vigor benih. Pada fase pembibitan variabel pengamatan
yang dianalisis yaitu, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, indeks luas
daun, jumlah tunas, panjang akar, berat basah akar, berat basah tajuk, berat kering
akar, berat kering tajuk, dan volume akar.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya interaksi pemberian air
kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada variabel pengamatan jumlah daun,
jumlah tunas dan panjang akar. Pemberian air kelapa muda berpengaruh nyata pada
diameter batang, berat basah akar dan berat basah tajuk. Pemberian ekstrak bawang
merah berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, berat basah akar dan berat basah
tajuk. Interaksi antara air kelapa muda dan ekstrak bawang merah pada fase
perkecambahan memberikan pengaruh terbaik pada persentase daya kecambah,
waktu muncul kecambah, kecepatan tumbuh, dan vigor benih. | en_US |