Aktivasi Biochar dari Tongkol Jagung menggunakan Aktivator H3PO4 untuk Adsorpsi NO3 -
Abstract
Biochar merupakan material kaya karbon yang terbuat dari biomassa melalui
proses pirolisis. Pirolisis yang sering digunakan dalam pembuatan biochar adalah
pirolisis lambat yang menggunakan suhu <400oC. Biomassa yang digunakan pada
penelitian ini adalah tongkol jagung. Tongkol jagung dapat dimanfaatkan menjadi
biochar karena mengandung selulosa 41%, hemiselulosa 36%, dan lignin 16% yang
dapat terdekomposisi pada suhu <400oC. Hasil dari pirolisis umumnya berupa gas,
tar dan karbon. Selain itu, biochar tongkol jagung dapat dimanfaatkan salah satunya
sebagai adsorben. Namun daya adsorpsi biochar perlu ditingkatkan agar didapatkan
hasil yang maksimal yaitu dengan aktivasi. Aktivasi yang sering dilakukan yaitu
aktivasi kimia dengan menggunakan senyawa kimia seperti asam fosfat, natrium
hidroksida, dan asam klorida.
Penelitian diawali dengan mengkonversi biomassa menjadi biochar melalui
proses pirolisis yang dilanjutkan dengan proses aktivasi. Pirolisis biochar dilakukan
menggunakan metode pirolisis lambat pada suhu 280-400 oC selama 4 jam. Biochar
hasil pirolisis lalu dianalisis menggunakan FTIR yang dilanjutkan dengan proses
aktivasi. Aktivasi yang digunakan yaitu aktivasi secara kimia dengan menggunakan
H3PO4 sebagai aktivator. Proses aktivasi dilakukan dengan cara merendam biochar
di dalam larutan H3PO4 dengan variasi konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%
selama 9 jam. Aktivator H3PO4 dipilih karena mampu menciptakan pori-pori dan
struktur permukaan yang lebih baik tanpa merusak struktur yang ada. Aktivasi ini
meningkatkan luas permukaan pada biochar, sehingga kapasitas adsorpsinya juga
meningkat. Setelah diaktivasi, biochar teraktivasi dianalisis menggunakan FTIR
untuk mengetahui gugus fungsi. Selain itu, analisis dilakukan juga untuk kadar air,
kadar abu, dan bilangan iod. Studi adsorpsi kemudian dilakukan untuk menentukan
model isotermal adsorpsi yang terjadi. Biochar teraktivasi menunjukkan bahwa keseluruhan memiliki gugus fungsi
aktif yaitu C=O, -COOH dan C-O-C. Nilai kadar air dari biochar teraktivasi
berturut-turut yaitu 1,593%; 0,997%; 0,788%; 0,594% dan 0,663%. Nilai kadar abu
biochar teraktivasi berturut-turut yaitu 3,114%; 2,608%; 2,133%; 1,533% dan
1,768%. Daya serap iod pada biochar teraktivasi berturut-turut yaitu 763,91 mg/g;
829,06 mg/g; 996,61 mg/g; 1217,70 mg/g, dan 1133,90 mg/g. Hasil menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi H3PO4 maka akan menurunkan nilai kadar air
dan kadar abu, namun meningkatkan nilai bilangan iod. Waktu kontak dari masingmasing biochar didapatkan pada menit 20. Hasil terbaik didapatkan pada biochar
teraktivasi H3PO4 30% dengan kadar air 0,594%, kadar abu 1,533%, serta bilangan
iodin 1217,7 mg/g. Nilai Qe yang didapat pada masing-masing biochar teraktivasi
H3PO4 0–40% berturut-turut yaitu 3,05 mg/g, 3,65 mg/g, 3,91 mg/g, 4,72 mg/g, dan
4,30 mg/g. Model isotermal adsorpsi untuk kelima variasi konsentrasi mengikuti
model isotermal Freundlich dan menunjukkan bahwa proses adsorpsi terjadi secara
multilayer.