Kajian Psikoanalisis dalam Video Klip Am I Bothering You? (Analisis Fase The Real Tokoh Kristo Immanuel)
Abstract
Video klip merupakan film pendek yang memiliki cerita yang padat dan
memiliki kesatuan makna dari potongan-potongan gambarnya. Video klip juga
menjadi penghubung antara lagu dari seorang penyanyi atau grup dengan tampilan
visual sehingga mampu membangun cerita dan karakter di dalamnya. Seperti film,
video klip juga dapat dianalisis menggunakan psikoanalisis dan mise en scene
sebagai dasar penguat makna sebuah tanda dalam video klip. Video klip Am I
Bothering You? memaparkan tentang dinamika kehidupan manusia dalam
menjalani sebuah hubungan melalui jati diri manusia.
Video klip Am I Bothering You? berdurasi 6 menit 47 detik ini menampilkan
cerita tentang dua orang dari dunia berbeda yang saling mengganggu dan mencinta,
namun harus berakhir melepaskan satu sama lain untuk menemukan cinta
sesungguhnya. Kristo yang melewati berbagai pengalaman dalam hidupnya, pada
akhirnya menyadari bahwa jika mengejar sesuatu yang tidak ditakdirkan untuk kita,
tidak akan mendapatkannya. Video klip ini merupakan karya sebuah band asal
Indonesia yang bernama Reality Club dan disutradarai oleh Aco Tenriyagelli.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Terdapat dua jenis data yang
digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Proses analisis data dilakukan
melalui beberapa langkah, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi psikologi tokoh dapat
diketahui melalui mise en scene dan adegan yang diperankan. Kristo yang pada
awalnya adalah seorang yang kaku dan susah mengekspresikan emosinya, melalui
pengalaman hidupnya pada dunia baru yang memasuki fase the real dapat mengubah kepribadiannya dan menyadarkan dirinya untuk menjadi lebih peka
terhadap sekitar. Hal ini terjadi karena manusia telah melewati masa ‘kekurangan
(lack)’ pada fase the symbolic, sehingga dalam proses melewati sebuah masalah,
manusia akan berpikir dan perlahan sadar terhadap hal apa yang harus kita pelajari
dari sebuah masalah.