Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal PISA Konten Quantity Ditinjau dari Adversity Quotient
Abstract
Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan salah satu kemampuan
yang penting untuk dimiliki oleh siswa. Pentingnya kemampuan berpikir kreatif
dapat dipahami lebih dalam melalui penelitian terkait profil kemampuan berpikir
kreatif itu sendiri. Profil berpikir kreatif akan memberikan wawasan tentang
bagaimana siswa menyelesaikan suatu masalah dan mengembangkan ide-idenya.
Seperti yang telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki cara berpikir yang
berbeda-beda. Dengan memahami profil siswa, dapat diidentifikasi perbedaanperbedaan siswa dalam aspek berpikir kreatif, seperti kemampuan dalam
menghasilkan banyak ide (fluency), fleksibilitas dalam menyelesaikan masalah
(flexibility), dan kebaruan ide yang dimunculkan (novelty). Kecerdasan seseorang
dalam mengatasi suatu kesulitan yang dihadapi disebut sebagai Adversity Quotient
(AQ). Adversity Quotient (AQ) akan memberi gambaran terkait respons seseorang
ketika menghadapi kesulitan dan cara mengatasinya. Berdasarkan permasalahan
tersebut, diperlukan penelitian mengenai profil kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal PISA konten quantity ditinjau dari
Adversity Quotient.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal PISA konten quantity ditinjau
dari Adversity Quotient. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kaulitatif. Subjek penelitian ialah 6 siswa kelas VIII A SMP Negeri 4
Jember. Instrumen yang digunakan meliputi angket Adversity Response Profile
(ARP), soal tes, dan pedoman wawancara. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode angket, tes, dan wawancara. Data yang dianalisis adalah data hasil
validasi instrumen, data hasil angket, data hasil tes, dan data hasil wawancara.Hasil perhitungan validasi oleh dua validator menunjukkan bahwa nilai ratarata total untuk seluruh aspek (𝑉𝑎
) pada instrumen angket dan soal tes adalah 3,9
dimana nilai tersebut berada dalam rentang 3 ≤ 𝑉𝑎 < 4. Sementara itu, hasil
validasi instrumen pedoman wawancara menunjukkan nilai rata-rata 4. Sehingga,
ketiga instrumen dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Instrumen
yang pertama kali diberikan yaitu angket ARP untuk mengelompokkan siswa ke
dalam tiga kategori AQ, yakni climber, camper, dan quitter. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal tes kemampuan berpikir kreatif, kemudian dipilih 2 siswa dari
masing-masing kategori AQ untuk diwawancarai.
Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara yang dilakukan terhadap
subjek climber (CL1 dan CL2), subjek camper (CP1 dan CP2), dan subjek quitter
(Q1 dan Q2) menunjukkan bahwa subjek climber mampu memenuhi seluruh aspek
yang meliputi aspek fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan novelty
(kebaruan). Subjek cenderung tidak mudah menyerah dalam mengeksplor beragam
ide cara penyelesaian dan mampu menggunakan beragam operasi bilangan secara
fleksibel. Subjek climber mampu menunjukkan aspek novelty (kebaruan) dengan
memunculkan keunikan cara penyelesaian, meskipun pada salah satu soal saja. Di
sisi lain, subjek camper hanya memenuhi aspek fluency (kelancaran). Subjek
mampu memberikan bermacam-macam ide cara penyelesaian secara lancar. Akan
tetapi, subjek camper tidak menunjukkan flexibility (keluwesan) dikarenakan
subjek mudah merasa puas dengan hanya menggunakan satu cara penyelesaian.
Selain itu, subjek juga tidak mampu memenuhi aspek novelty (kebaruan), karena
cara yang digunakan tidak menunjukkan keunikan. Sementara itu, subjek quitter
tidak mampu memenuhi aspek fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan
novelty (kebaruan). Subjek tidak menunjukkan kelancarannya dalam mencetuskan
berbagai ide atau gagasan cara penyelesaian. Selain itu, subjek juga tidak mampu
menunjukkan flexibility (keluwesan) dan novelty (kebaruan) karena subjek
cenderung mudah menyerah ketika mengalami kesulitan dalam menentukan dan
menggunakan berbagai operasi bilangan yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan pada soal.