Show simple item record

dc.contributor.authorSYIHAB, Mohammad Iffan
dc.date.accessioned2025-07-09T02:25:28Z
dc.date.available2025-07-09T02:25:28Z
dc.date.issued2025-01-15
dc.identifier.nim212010101070en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/127254
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 9 Juli 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractKlorpirifos adalah pestisida yang termasuk dalam golongan organofosfat yang memiliki spektrum aktivitas biologis yang luas, sehingga senyawa ini banyak digunakan di berbagai tanaman pertanian dan hortikultura serta di rumah tangga untuk memerangi hama di bidang pertanian. Penggunaanya di Indonesia cukup tinggi, bahkan saat ini ada sekitar 60 merek dagang yang diizinkan. Klorpirifos sangat bermanfaat untuk membunuh hama, tetapi klorpirifos juga memiliki efek negatif terutama pada kesehatan manusia apabila terpapar. Klorpirifos yang masuk ke dalam tubuh, akan dimetabolisme di hepar dengan bantuan enzim sitokrom P450 menjadi tiga bentuk, yaitu klorpirifos-okson, TCPy, dan DEP. Klorpirifos-okson dapat terdistribusi ke sistemik, sedangkan TCPy dan DEP akan diekskresikan melalui urin. Klorpirifos-okson memiliki efek pada penghambatan enzim AChE dan menyebabkan penumpukan asetil kolin di celah sinaps. Hal ini akan menyebabkan peningkatan produksi ROS. Kadar ROS yang terus miningkat pada tubuh dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif adalah kondisi dimana kadar ROS lebih tinggi dibandingkan dengan antioksidan. Salah satu antioksidan yang terpengaruh dengan adanya stres oksidatif ini adalah turunnya kadar enzim SOD. Turunnya enzim SOD dan terjadinya stres oksidatif pada lensa mata menyebakan kerusakan struktur protein di lensa mata sehingga menyebabkan kekeruhan lensa mata atau yang dikenal sebagai penyakit katarak. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan desain post test only control group yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan klorpirifos terhadap penurunan aktivitas enzim SOD pada lensa mata tikus wistar jantan. Sampel penelitian ini adalah 24 ekor tikus yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan. Kelompok perlakuan diberikan larutan klorpirifos dengan dosis 5 mg/kgBB, sedangkan kelompok kontrol diberikan larutan NaCL 0,9% dan tween20. Intervensi diberikan selama 14 hari dan diberikan secara peroral. Pada hari ke-15, sampel dilakukan terminasi dan pengambilan lensa mata, kemudian dilakukan pemeriksaan aktivitas enzim SOD menggunakan metode Misra dan Fredovich. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata aktivitas SOD pada kelompok perlakuan (mean=70,09 U/mg) lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (mean= 71,57 U/mg). Hasil uji statistik dengan independent T-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan p-value=0,781 (p>0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan klorpirifos dengan dosis 5 mg/kgBB selama 14 hari tidak berpengaruh terhadap aktivitas enzim SOD lensa mata.en_US
dc.description.sponsorshipDPU: Dr. dr. Cicih Komariah, Sp.M DPA: dr. Eny Nurmaida, M.Bio.Eten_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Universitas Jemberen_US
dc.subjectSuperoksida Dismutase (SOD)en_US
dc.subjectKlorpirifosen_US
dc.subjectLensa Mata Tikusen_US
dc.titlePengaruh Paparan Klorpirifos Terhadap Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase (SOD) pada Lensa Mata Tikus Wistar Jantanen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. dr. Cicih Komariah, Sp.Men_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Eny Nurmaida, M.Bio.Eten_US
dc.identifier.validatorRudy Ken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record