Analisis Kelayakan Ekonomi Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Minum di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
Abstract
Sistem distribusi air bersih merupakan proses pendistribusian air
melalui sistem perpipaan dari penampungan air (reservoir) ke wilayah
pelayanan atau konsumen. Pentingnya jaringan distribusi air minum
menjadi prioritas dalam pembangunan daerah seiring meningkatnya
kebutuhan air akibat pertumbuhan penduduk. Pemerintah, melalui RPJMN
2020-2024, menargetkan 100% pelayanan air minum di Indonesia pada
tahun 2024 dengan mayoritas melalui jaringan perpipaan oleh PDAM.
Untuk memastikan keberhasilan proyek, pengembangan sistem jaringan
distribusi air harus melalui studi kelayakan ekonomi. Di Kabupaten Jember,
Perumdam Tirta Pandalungan Jember melayani jaringan distribusi air
minum, dengan konsumen sekitar 401.003 jiwa di 13 kecamatan, namun 18
kecamatan lainnya, termasuk Kecamatan Ajung, masih belum terlayani.
Dengan luas 60,09 km² dan jumlah penduduk 84.474 jiwa pada akhir 2022,
masyarakat Kecamatan Ajung masih bergantung pada sumur sebagai
sumber air bersih sehari-hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kelayakan
ekonomi perencanaan sistem jaringan distribusi air minum di Kecamatan
Ajung, Kabupaten Jember. Hal ini berkaitan dengan analisis aspek
ekonomis pengembangan jaringan tersebut, termasuk penentuan tarif air
yang layak bagi konsumen. Melalui analisis sensitivitas, kajian ini
memastikan bahwa harga air yang ditetapkan tidak hanya terjangkau bagi
masyarakat tetapi juga mendukung keberlanjutan operasional sistem
distribusi air secara finansial. Parameter yang digunakan dalam analisis
kelayakan ekonomi adalah Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio
(BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Periode (PP) Sedangkan, untuk parameter analisis sensitivitas menggunakan empat
metode yang dapat menganalisis terkait naik dan turunnya produksi air
dan biaya. Metode yang digunakan dalam analisis sensitivitas di
antaranya: produksi air naik 6,25 % dan biaya tetap, produksi air turun
6,25% dan biaya tetap, produksi air tetap dan biaya naik 6,25%, serta
produksi air tetap dan biaya turun 6,25%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proyek perencanaan
jaringan distribusi air bersih di Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember,
dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat selama
20 tahun ke depan, dengan proyeksi jumlah penduduk yang meningkat
dari 84.819 jiwa pada tahun 2022 menjadi lebih dari 100.000 jiwa pada
tahun 2043. Sumber air baku berasal dari Sungai Mrawan dengan debit
10.000 liter/detik. Kebutuhan air domestik ditetapkan sebesar 110 liter per
orang per hari, dengan tingkat kehilangan air mencapai 21%. Proyek ini
mencakup tujuh desa dan dibagi menjadi tiga blok pelayanan berdasarkan
kepadatan penduduk dan jarak ke Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM). Total biaya investasi proyek diperkirakan mencapai Rp
28.356.847.737, dengan biaya operasional tahunan per pelanggan sebesar
Rp 1.163.586,59. Analisis kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa
proyek ini layak dilaksanakan, dengan nilai Benefit Cost Ratio (BCR)
sebesar 2,41, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 8,28%, dan Net
Present Value (NPV) sebesar Rp 6.502.464.647, sedangkan untuk nilai
jangka waktu pengembalian modal (Payback Periode) selama 14 tahun 6
bulan. Berdasarkan analisis sensitivitas, ditemukan nilai tarif harga dasar
air dalam berbagai kondisi seperti biaya naik 6,25% dan produksi tetap
berkisar rentang antara Rp1.114 hingga Rp1.714. Biaya turun 6,25% dan
produksi tetap berkisar rentang antara Rp983 hingga Rp1.512. Biaya tetap
dan produksi air naik 6,25% berkisar rentang antara Rp972 hingga
Rp1.496. Biaya tetap dan produksi turun 6,25% berkisar rentang antara
Rp1.137 hingga Rp1.750.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4288]