dc.description.abstract | Agen pengendali hayati yang dapat digunakan untuk mengatasi serangan hama
adalah musuh alami. Beberapa contoh musuh alami yang digunakan sebagai agen
pengendali hayati adalah serangga predator dan parasitoid. Keberadaan serangga
musuh alami di lahan dipengaruhi oleh sistem pertanian yang diterapkan. Sistem
agroforestri merupakan sistem pertanian yang mengombinasikan tanaman semusim
dengan tanaman berkayu atau tanaman tahunan dalam hamparan lahan yang sama
disertai dengan pengaturan ruang dan waktu. Penerapan sistem agroforestri
bermanfaat untuk menciptakan habitat yang baik bagi musuh alami dan sumber
makanan yang melimpah bagi musuh alami sehingga mempengaruhi populasi dan
keanekaragamannya. Namun, penelitian mengenai pengaruh tanaman penaung
terhadap keanekaragaman musuh alami hama kopi belum pernah dilakukan di Desa
Pace, oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan.
Penelitian dilakukan di dua lahan agroforestri kopi dengan variasi penaung yang
berbeda yaitu penaung sengon (Paraserianthes falcataria) dan lamtoro (Leucaena
leucocephala). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
menggunakan yellow pan trap, trap atraktan, dan pengamatan secara langsung
serangga musuh alami pada tanaman kopi. Perangkap diletakkan pada diagonal
lahan dengan tujuan agar perangkap terdistribusi secara merata dan merepresentatif
keanekaragaman serangga musuh alami pada lahan penelitian. Kriteria tanaman
kopi yang dijadikan titik sampel adalah 1) memiliki jenis kopi yang sama pada
setiap lahan penelitian, 2) tanaman kopi telah berbuah, 3) terdapat bagian tanaman
kopi dengan ciri – ciri terserang oleh hama kopi. Serangga musuh alami yang
didapatkan diidentifikasi hingga tingkat Famili kemudian ditabulasi pada Microsoft
Excel. Analisis data yang digunakan adalah Indeks Nilai Penting, Indeks
Keanekaragaman Jenis Shanon Wienner (H’), Indeks Kemerataan Jenis Evennes
(E), Indeks Kekayaan Jenis Margalef (Dmg), Uji Shapiro-Wilk Normality, Uji
Korelasi Pearson, dan Analisis Korelasi Fisik-Lingkungan.
Serangga musuh alami yang ditemukan pada kedua lahan penelitian yaitu 14
Famili dengan individu sejumlah 287. Serangga musuh alami pada lahan agroforestri kopi naungan sengon sebanyak 11 Famili dengan individu sejumlah
252, sedangkan serangga musuh alami pada agroforestri kopi naungan lamtoro
sebanyak 13 Famili dengan individu sejumlah 135. Formicidae merupakan Famili
serangga musuh alami yang paling banyak ditemukan pada kedua lahan penelitian.
Formicidae paling banyak ditemukan di lahan penelitian karena Famili Formicidae
dapat hidup pada berbagai habitat dengan syarat terdapat sumber makanan yang
minimal mengandung protein dan gula. Vegetasi pohon yang ditemukan pada lahan
agroforestri kopi naungan sengon sebanyak 5 jenis dengan individu sejumlah 358
pohon, sedangkan vegetasi pohon pada agroforestri kopi dengan naungan lamtoro
sebanyak 6 jenis pohon dengan individu sejumlah 224 pohon.
Nilai uji korelasi Pearson tanaman pohon pada naungan sengon menunjukkan
Pvalue = 0,014 dan nilai koefisien korelasinya 0,999. Nilai uji korelasi tanaman
pohon pada naungan lamtoro menunjukkan Pvalue = 0,011 dan nilai koefisien
korelasinya 0,999 (Tabel 4.8). Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah individu
tanaman pohon baik pada agroforestri kopi dengan naungan sengon maupun
agroforestri kopi dengan naungan lamtoro memiliki hubungan yang sangat kuat
terhadap jumlah individu serangga musuh alami.
Famili serangga musuh alami dengan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi
adalah Formicidae, pada agroforestri kopi naungan sengon memiliki INP sebesar
86,66% (yellow pan trap), 41,97% (trap atraktan), dan 142,16% (metode
pengamatan langsung), pada agroforestri kopi naungan lamtoro memiliki INP
sebesar 56,61% (yellow pan trap), 61,93% (trap atraktan), dan 140,38% (metode
pengamatan langsung). Indeks ekologi serangga musuh alami menunjukkan indeks
keanekaragaman jenis termasuk kategori rendah hingga sedang, indeks kemerataan
jenis termasuk sedang hingga tinggi, dan indeks kekayaan jenis termasuk kategori
rendah hingga sedang. Vegetasi pohon dengan INP tertinggi pada agroforestri kopi
naungan sengon adalah sengon (143,46%) dan kopi (104,03%), sedangkan pada
agroforestri kopi naungan lamtoro adalah kopi (116,68%) dan lamtoro (99,22%).
Indeks ekologi vegetasi pohon menunjukkan indeks keanekaragaman jenis
termasuk kategori rendah, indeks kemerataan jenis termasuk kategori rendah
hingga sedang, dan indeks kekayaan jenis termasuk kategori rendah. | en_US |