Pengaruh Variasi Matriks Terhadap Karakteristik Material Green Composite Berpenguat Serbuk Cangkang Biji Kopi
Abstract
Pati digunakan sebagai matriks biodegradable dalam green composite. Pati
merupakan biopolimer alami yang ramah lingkungan dan mudah terurai. Pati garut
mengandung pati tertinggi (98,10%) dengan amilosa 25,64% dan amilopektin
72,46% yang memengaruhi sifat mekanisnya. Asam sitrat digunakan sebagai
perekat, yang memperkuat dan memperpanjang daya tahan pati garut. penelitian ini
akan mensintesis dan mengkarakterisasi green composite berbasis serbuk cangkang
biji kopi untuk menentukan sifat mekanik, gugus fungsi, serta morfologi
materialnya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah matriks pati garut, asam sitrat, dan campuran pati garut dengan
asam sitrat berpengaruh pada kekuatan tarik, modulus elastisitas, kekuatan dan
modulus bending, gugus fungsi, dan morfologi internal material green composite
berpenguat serbuk cangkang biji kopi yang dihasilkan.
Sintesis material komposit ramah lingkungan, berbasis matriks pati garut,
asam sitrat dan campuran matriks dengan masing-masing penguat yang sama yaitu
serbuk cangkang biji kopi dengan perbandingan 60% (penguat) : 40% (matriks).
Masing-masing matriks serta campuran matriks kemudian dicetak dengan
menggunakan cetakan dan di press dengan alat hot pressed machine pada
temperatur 160℃ dan tekanan 5 MPa selama 10 menit. Terdapat 3 (tiga) jenis bahan
material green composite hasil sintesis dalam penelitian ini, yaitu material green
composite PG dengan penguat serbuk cangkang biji kopi (SCBK), AS dengan
penguat serbuk cangkang biji kopi (SCBK), dan campuran matriks PG+AS dengan
penguat serbuk cangkang biji kopi. Karakterisasi material green composite hasil
sintesis dilakukan dengan uji tarik, uji bending, uji gugus fungsi dan morfologi
internal atau SEM.
Material green composite dengan matriks PG dengan penguat serbuk
cangkang biji kopi (SCBK) memiliki kekuatan tarik sebesar (0.791±0.052) MPa.
Material green composite dengan matriks AS dengan penguat serbuk cangkang biji
kopi menunjukkan penurunan kekuatan tarik menjadi (0.606±0.047) MPa.
Sementara itu, material green composite dengan campuran matriks PG dan AS
masing-masing dengan penguat serbuk cangkang biji kopi (0.053±0.08) MPa.
Disisi lain, selain kekuatan tarik adapun nilai modulus elastisitas material green
composite yang dihasilkan dalam penelitian ini yakni material green composite
dengan matriks PG dengan penguat serbuk cangkang biji kopi adalah (9.88±0.27)
MPa, material green composite dengan matriks AS dengan penguat serbuk
cangkang biji kopi adalah (11.20±0.32) MPa, dan material green composite dengan
campuran matriks PG dan AS serta dengan penguat serbuk cangkang biji kopi
adalah (0.78±0.05) MPa. Secara keseluruhan, nilai modulus elastisitas yang
dihasilkan dalam penelitian ini lebih tinggi dibandingkan kekuatan tarik
sebelumnya.
Pada uji bending, material green composite dengan matriks PG kekuatan
bending rata-rata mencapai (35.45±0.65) MPa. Material green composite dengan
matriks AS memiliki kekuatan bending berbeda dengan material green composite
dengan matriks PG, yaitu (7.18±0.28) MPa. Hal ini menunjukkan bahwa AS sebagai matriks memberikan kontribusi yang jauh lebih kecil terhadap kekuatan
bending, dan yang dapat disebabkan oleh kesulitan dalam penghomogenan matriks
asam sitrat (AS). Material green composite dengan campuran matriks PG+AS
menunjukkan kekuatan bending yang paling rendah, yaitu sebesar (0.63±0.06)
MPa. Selain kekuatan bending, adapun nilai modulus bending dari hasil penelitian
ini, material green composite dengan matriks PG memiliki nilai (498±51.97) MPa.
Pada material green composite dengan matriks AS, modulus bending mencapai
(2930.44±135.80) MPa, yang merupakan nilai tertinggi di antara ketiga sampel.
Campuran matriks PG+AS menunjukkan modulus bending yang lebih rendah
dibandingkan dengan masing-masing material green composite dengan matriks
tersendiri, rata-rata mencapai (272.31±22.51) MPa, hal ini bahwa ketika kedua
matriks digabungkan, tidak terjadi sinergi kekuatan yang optimal.
Material green composite dengan matriks pati garut memperlihatkan puncak
yang lebih jelas terkait dengan gugus eter (C-O-C) dan hidroksil (-OH), yang
menunjukkan bahwa pati berkontribusi pada pembentukan struktur polimer dalam
komposit. Spektrum FTIR dari komposit ini menunjukkan adanya interaksi kimia
antara pati garut dengan komponen lainnya, sehingga menghasilkan komposit
dengan karakteristik gugus fungsi yang berbeda dibandingkan dengan hanya
mengandung AS dan SCBK. Penambahan AS menyebabkan perubahan yang
signifikan pada spektrum FTIR, terutama pada daerah bilangan gelombang yang
berhubungan dengan gugus karboksil (C=O) dan hidroksil (-OH).