Gambaran Keluhan Risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Petani Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan risiko kesehatan muskuloskeletal yang dapat terjadi pada petani akibat pekerjaan fisik seperti penanganan beban berat secara manual dan berulang, getaran alat dan postur yang tidak ergonomis. Selain itu petani bekerja dengan masa kerja dan durasi kerja yang lama. Sehingga terjadi keluhan berupa kerusakan sendi, ligamen, dan tendon. Identifikasi dini penting untuk mempercepat penatalaksanaan dan membatasi komplikasi jangka panjang, terutama pada petani yang pekerjaannya manual menggunakan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan risiko carpal tunnel syndrome (CTS) pada 101 petani Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Pengambilan data menggunakan Boston Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire (BCTQ) dan tes phalen. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas petani adalah laki-laki 64 (63,4%), usia 46-55 sebanyak 37 (36,6%), IMT normal sebanyak 61 (60,4%), semua responden tidak ada riwayat keturunan penyakit CTS yaitu 101 (100%), tidak ada kondisi medis lain yaitu 88 (87,1%), tidak menggunakan APD 84 (83,2%), rata-rata masa kerja petani di Kelurahan Antirogo adalah 31,29 tahun dan durasi kerja 6,38 jam per hari. Petani mengalami keluhan risiko CTS yaitu sebesar 45 (44,6%) berdasarkan kuesioner BCTQ dan 28 (27,7%) berdasarkan tes phalen. Keluhan risiko CTS tertinggi berdasarkan gejala keparahan BCTQ adalah sensasi kesemutan 34 (33,7%), mati rasa atau kesemutan pada tangan di malam hari 30 (29,7%), dan nyeri tangan atau pergelangan tangan di malam hari 25 (24,1%). Hampir separuh petani mengalami keluhan risiko CTS. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi para petani untuk melakukan pencegahan dan pengobatan guna mengurangi keluhan ini agar tidak mengganggu produktivitas kerja.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1623]