PENGARUH KOMPOSISI MEDIA DAN JUMLAH BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)
Abstract
udidaya jamur merang mempunyai prospek yang cukup cerah, karena
diantara sekian banyak spesies jamur tropis dan subtropis yang paling dikenal dan
diminati konsumen. Jamur ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan
karena termasuk golongan jamur yang enak dan teksturnya baik. Dalam budidaya
jamur merang, jumlah bibit yang dibutuhkan per meter persegi subtrat tidak
langsung mempengaruhi hasil produksi jamur. Akan tetapi, jumlah tersebut akan
berpengaruh terhadap penekanan kontaminasi dalam media tumbuh. Semakin
banyak bibit yang digunakan maka semakin cepat miselium jamur akan tumbuh
pada seluruh media sehingga menekan pertumbuhan kontaminan.
Jamur merang pada umumnya tumbuh pada media yang merupakan
sumber selulosa. Terdapat bermacam- macam bahan sebagai media tumbuh bibit
jamur, seperti potongan jerami, serbuk gergaji kayu sengon, dan alang-alang.
Masalah utama dalam budidaya jamur merang yang menggunakan jerami sebagai
media tumbuh adalah Coprinus sp. yang tumbuh lebih cepat daripada jamur
merang. Adanya Coprinus dapat menghambat pertumbuhan jamur merang. Media
alang-alang dan serbuk gergaji sengon dapat digunakan sebagai media kombinasi
dengan jerami sehingga jamur kontaminan dapat dihambat pertumbuhannya.
Jerami saja tanpa adanya campuran dari bahan-bahan lain dari segi sumber nutrisi
untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur merang belum memenuhi
persyaratan, karena itu perlu penambahan bahan-bahan lain.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
komposisi media dan jumlah bibit terhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang. enelitian dilaksanakan di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
mulai bulan Maret sampai dengan Juni 2011.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara
faktorial dan diulang 3 kali. Faktor Pertama adalah komposisi media terdiri dari 3
level yaitu jerami padi (M1), jerami + alang-alang (M2), dan jerami + serbuk
gergaji sengon (M3). Sedangkan faktor kedua adalah jumlah bibit terdiri dari 3
level yaitu 150 gram/m
2
(K1), 300 gram/m
v
2
(K2), dan 450 gram/m
2
(K3).
Hasil yang diperoleh adalah (1) tidak terdapat interaksi perlakuan antara
komposisi media dengan jumlah bibit. (2) Komposisi media berpengaruh sangat
nyata terhadap frekuensi panen tubuh buah dan nyata pada kecepatan panen (Hst)
dan (3) perlakuan pemberian jumlah bibit berpengaruh tidak nyata terhadap
seluruh parameter yang diamati.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]