Embeddedness dan McDonaldisasi: Etnografi Proses Produksi hingga Selera Konsumsi Komoditas Ayam Potong pada Masyarakat Lumajang
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemaknaan jejaring dagang komoditas ayam potong tentang proses produksi dan konstruksi selera konsumsi masyarakat Lumajang. Berlandaskan data termutakhir 2022, populasi ternak unggas terbesar di Kabupaten Lumajang yakni ayam ras pedaging, yang notabene mencapai 10.428.512 ekor. Ini membuktikan bahwa keberlangsungan basis usaha komoditas ayam potong sebagaimana bahan pangan utama memiliki kekuatan dari segi persediaan maupun permintaan pasar. Momen premanan dan sistem mbayar nggawa menjadi bingkai sosial-ekonomi yang ‘menghidupi’ jaringan bisnis ayam potong. Mulai fenomena produksi, momen premanan identik dengan peningkatan kapasitas penyembelihan ayam ras pedaging secara drastis, perpanjangan jam kerja, serta penambahan SDM guna mengejar profit penjualan.
Dalam menelaah fenomena, penelitian ini merujuk keterkaitan dua grand theory yakni Embeddedness (Mark Granovetter) dan McDonaldisasi (George Ritzer). Pada praktiknya, rantai pasok komoditas ayam potong di Lumajang senantiasa melekat dengan aktivitas relasional para pelaku ekonomi yang melibatkan unsur norma, kepercayaan, dan kekuasaan (konteks Embeddedness). Secara bersamaan juga menunjukkan pengaruh mekanisme ala jaringan cepat saji yang mengejar efisiensi, daya hitung, daya prediksi, dan kontrol (konteks McDonaldisasi).
Temuan penelitian ini menjelaskan bahwa bisnis komoditas ayam potong merupakan salah satu basis usaha yang prospektif, baik pada skala mikro maupun makro. Segmentasi pasar yang luas notabene sepadan dengan kelimpahan stok dan tingginya permintaan konsumen. Dengan begitu, pemilik usaha di bidang peternakan ayam ras pedaging (broiler), unit-unit pemotongan, hingga bisnis jual beli komoditas sejenis membangun suatu jaringan rantai pasok komoditas pangan dengan melekatkan unsur sosial dalam kegiatan ekonomi mereka, sebagaimana implementasi dari momen premanan dan sistem mbayar nggawa di Lumajang.