Dukungan Sosial sebagai Upaya Pencegahan Burnout pada Pendamping Lansia di UPT Tresna Werdha Jember
Abstract
Burnout merupakan sindrom psikologis berupa kondisi mental, emosional,
dan kelelahan fisik yang timbul akibat adanya sumber stress dalam jangka waktu
yang lama akibat pekerjaan yang tidak segera ditangani. Menurut data dari hasil
survey Gallup, secara global kasus burnout terjadi sebanyak 44% (Gallup, 2022 :
90-97). Jumlah kasus stress akibat kerja di Indonesia mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pendamping lansia bertugas merawat lansia yang memiliki
permasalahan yang kompleks dengan tingkat ketergantungan yang tinggi. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Andriani dan Helmayunita (2018: 38-39)
menyatakan bahwa tingkat kelelahan individu yang bekerja di bidang pelayanan
sosial lebih tinggi dimana 83% diantaranya berisiko burnout. Perbedaan risiko
burnout pada setiap individu dipengaruhi oleh sosiodemografi yang berbeda dan
lingkungan mereka. Kolaborasi antara penyesuaian aspek personal dengan
lingkungan akan membentuk efikasi diri dalam menghadapi burnout. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis dukungan sosial sebagai
upaya pencegahan burnout pada pendamping lansia di UPT Tresna Werdha dengan
teori belajar sosial oleh Albert Bandura.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus yang dilaksanakan di UPT Tresna Werdha Jember yang beralamat di Kasiyan
Timur, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Penelitian dilakukan pada rentang
waktu Februari – Maret 2023. Informan kunci penelitian ini yaitu kepala UPT
Tresna Werdha Jember. Informan utama dalam penelitian ini yaitu 6 pendamping
lansia yang dipilih secara purposive dengan kriteria masa kerja >1 tahun atau < 1
tahun dan bersedia meluangkan waktu untuk wawancara mendalam dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber dan
teknik. Data disajikan berupa uraian kata dan analisis data menggunakan thematic
content analysis.
Hasil penelitian menemukan permasalahan utama terkait kelelahan fisik dan
mental yang dialami pendamping lansia diakibatkan karena permasalahan lansia
seperti demensia dan penurunan kemampuan fisik maupun psikis. Lingkungan
kerja sangat mendukung dalam upaya pencegahan burnout dimana peran utama
kepala UPT menciptakan iklim kerja yang berprinsip kebersamaan dan
kekeluargaan yang ditandai dengan rutin mengadakan kegiatan makan bersama, dll
yang nantinya akan membuat pendamping lansia bukan lagi merasa tertekan
terhadap pekerjaan tetapi sebagai pentuk layanan kepada para lansia yang tidak
beruntung. Selain itu, keberadaan dukungan sosial juga penting. Hal ini mampu
meringankan beban sehingga risiko burnout dapat ditekan. Dukungan instrumental
yang diberikan yaitu penyediaan fasilitas yang terletak di Ruang Perawatan Khusus
berupa TV, wifi, ,sofa, dll yang bisa dipakai disela bertugas. Sedangkan untuk
dukungan informatif, seluruh informan utama mendapatkan saran, nasehat, serta
arahan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan dalam menyelesaikan kendala yang dialami saat merawat lansia.
Seluruh informan mendapatkan dukungan persahabatan dari individu lain seperti
saling memberikan penguatan dengan jejaring sosial. Kondisi burnout ditekan
ketika adanya sinergitas antara lingkungan dan dukungan kognitif sehingga timbul
adanya konsekuensi berupa regulasi diri.
Peluang burnout harus ditekan dengan memberikan upaya prevensi yang
tepat. Oleh karena itu pentingnya upaya dalam mencegah burnout yang bisa
dilakukan oleh pihak UPT Tresna Werdha Jember seperti membuat kebijakan yang
bertujuan meningkatkan iklim kerja yang baik, dan perekrutan pendamping lansia
baru untuk mengurangi tupoksi ganda. Upaya lain yang bisa dilakukan oleh pihak
UPT Tresna Werdha Jember yakni pemberian pelatihan rutin yang diadakan setiap
bulannya mengenai job crafting atau self healing sebagai solusi burnout pada
pendamping lansia.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2322]