Intergovermental Relation Organisasi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Ijen Geopark di Kabupaten Bondowoso
Abstract
Pengembangan Ijen Geopark di Kabupaten Bondowoso merupakan
program prioritas pembangunan Kabupaten Bondowoso. Pengelolaan dan
pembangunan Ijen Geopark bertujuan untuk konservasi, edukasi, dan
pembangunan berkelanjutan serta pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat.
Dalam pengelolaan dan pengembangan Ijen Geopark melibatkan semua instansi
atau Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) yang ada di Kabupaten Bondowoso
karena dalam pengelolaan dan pengembangan Ijen Geopark bukan hanya
pariwisata dan pendidikan tetapi multi sektor. Tetapi untuk melakukan pertemuan
rutin antar OPD ini tidak mudah karena adanya mutasi kepegawaian dan setiap
pertemuan rutin itu tidaak dihadiri oleh orang yang sama. Selain Organisasi
Pemerintah Daerah yang terlibat, ada juga unsur pemangku kawasan. Unsur
pemangku kawasan yang terlibat dalam pengembangan Ijen Geopark yaitu PTPN,
Perhutani, dan BKSDA. Jadi, kerja sama dengan unsur pemangku kepentingan
diperlukan dalam pengembangan Ijen Geopark. Dengan demikian, kerja sama
yang dilakukan antara pemerintah Kabupaten Bondowoso dengan unsur
pemangku kawasan itu secara vertikla sedangkan koordinasi yang dilakukan antar
Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) secara horizontal karena OPD berada di
bawah naungan Pemerintah Kabupaten.
Penelitian ini menggunakan teori IntergovermentalRelations dengan
dimensi koordinasi dan kerja sama. Intergovermental Relations merupakan sistem
dalam suatu negara dengan melakukan kegiatan secara kerja sama dan koordinasi
yang dilakukan oleh semua aktor baik secara vertikal maupun secara horizontal
yang berhubungan erat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dimensi koordinasi
merupakan usaha kerja sama antara badan, instansi, dan unit dalam melaksanakan
tugas-tugas tertentu sehingga dapat saling mengisi, membantu, dan melengkapi.
Sedangkan dimensi kerja sama adalah bentuk dari adanya hubungan atau
koordinasi antar pemerintahan baik dengan pemerintahan yang lebih tinggi atau di
bawahnya dans semua aktor yang terlibat baik secara vertikal maupun secara
horizontal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode postpositivistik dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti juga menggunakan metode
analisis data Miles, Huberman, dan Saldana, sedangkan untuk uji keabsahan data
menggunakan metode triangulasi sumber data.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara Tim Teknis dengan
Pengurus Harian Ijen Geopark yang dibentuk berdasarkan SK Bupati Kabupaten
Bondowoso tidak dapat dipisahkan. Tim Teknis dan PHIG saling berkoordinasi
terbukti dengan adanya kegiatan dalam mengembangkan Ijen Geopark karena
PHIG tidak memiliki anggaran khusus terkait dengan Ijen Geopark yang akhirnya
untuk melakukan kegiatan apapun yang berkaitan dengan Ijen Geopark masih
berada di masing-masing OPD yang terlibat. Pertemuan rutin antar OPD masih
belum berjalan dengan baik karena jawaban masing-masing OPD berbeda jika
ditanyakan mengenai pertemuan rutin dilaksanakan berapa buan sekali.
Koordinasi antar OPD juga mengalami hambatan yang diakibatkan oleh adanya
mutasi kepegawaian sehingga perwakilan dari instansi yang biasanya menjadi
perwakilan dari instansi yang bersangkutan harus terhenti.Kerja sama yang telah
terjalin dalam pengembangan Ijen Geopark yaitu antara Pemerintah Kabupaten
Bondowoso dengan Perhutani yang merupakan Badan Usaha. Sedangkan antara
OPD dengan PHIG itu bukan kerja sama karena merupakan satu kesatuan yang
dinaungi oleh SK Bupati.