Manajemen Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Produksi Gondorukem di Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan Kabupaten Jember
Abstract
Setiap pekerjaan memiliki potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan
akibat kerja (KAK) dan penyakit akibat kerja (PAK) yang mengganggu
produktivitas pekerja. Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Garahan
merupakan perusahan milik negara yang bergerak di bidang pengolahan getah pinus
yang berdiri di bawah naungan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Pabrik ini
mampu menghasilkan getah pinus dengan kapasitas maksimal 16.500 ton per tahun
dengan sistem pengolahan destilasi. Pada proses produksi gondorukem dan
terpentin diketahui bahwa terdapat bahaya-bahaya (hazard) yang dapat
menyebabkan kecelakaan akibat kerja, penyakit akibat kerja, gangguan pada proses
produksi, hingga pencemaran pada lingkungan sekitar. Sebagai upaya perlindungan
bagi pekerja untuk meminimalisir terjadinya KAK dan PAK perlu dilakukan
hierarki pengendalian bahaya, salah satunya adalah Alat Pelindung Diri (APD).
Pekerja di pabrik gondorukem dan terpentin Garahan terutama pada bagian
produksi seharusnya dilengkapi dengan alat pelindung diri berupa baju panjang,
sepatu safety, safety helmet, masker, pelindung telinga, kacamata safety, dan
lainnya. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan mengenai pelaksanaan
manajemen APD di PGT Garahan mulai dari pemenuhan kebutuhan APD,
ketidaksiplinan pekerja dalam menggunakan APD, hingga belum diterapkannya
evaluasi dan pelaporan mengenai APD. Penelitian bertujuan untuk mengkaji
manajemen Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja produksi gondorukem di
Pabrik Gondorukem dan Terpentin Garahan, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Peneliti menggunakan instrumen berupa panduan
wawancara, lembar observasi dan human instrument untuk mengumpulkan data.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis. Kemudian, disajikan dalam
bentuk uraian singkat, tabel serta gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PGT Garahan telah berupaya
mengimplementasikan manajemen APD namun, belum berjalan secara maksimal.
Identifikasi potensi bahaya dalam proses produksi di PGT Garahan dilakukan
dengan pendekatan Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) namun,
HIRA yang dibuat masih belum sesuai dengan prosedur kerja mengenai manajemen
risiko milik PGT Garahan; APD yang digunakan di PGT Garahan telah memenuhi
standar SNI, sesuai dengan ukuran badan pekerja dan jenis APD yang dibutuhkan;
Pelatihan APD di PGT Garahan telah dilakukan secara rutin meskipun materi
pelatihan yang disampaikan masih kurang spesifik mengenai APD; Penggunaan
APD di PGT Garahan telah terlaksana namun, masih terdapat beberapa pekerja
yang belum disiplin dalam menggunakan APD; Pekerja telah rutin melakukan
perawatan APD setelah bekerja. Akan tetapi, perawatan APD belum terstandarisasi
di tingkat perusahaan sehingga pekerja memiliki cara perawatan yang berbedabeda; Pekerja produksi di PGT Garahan menyimpan APD pribadi mereka di dalam
loker masing-masing yang tersedia di ruang penyimpanan; Pembuangan atau
pemusnahan APD di PGT Garahan telah berjalan dengan bantuan dari perusahaan
rekanan. Namun, pemusnahan APD di PGT Garahan belum dilengkapi dengan
berita acara; PGT Garahan telah mengimplementasikan pembinaan dengan bentuk
safety talk/toolbox meeting dan dilaksanakan tiap apel pagi harian; Inspeksi APD
di PGT Garahan telah dijalankan dengan beberapa jenis inspektor KA
shift/supervisor, SPI, dan Dinas Ketenagakerjaan; dan dalam proses evaluasi dan
pelaporan belum dibuat karena tidak ada kecelakaan kerja.
Beberapa saran yang diberikan untuk PGT Garahan adalah melengkapi
HIRA sesuai dengan prosedur kerja PK-SMPHT.08.1-001 tentang manajemen
risiko dan selalu menyediakan stok APD sebagai persiapan jika terdapat pekerja
produksi yang membutuhkan APD secara mendadak; melakukan survey mengenai
kenyamanan APD; memperbaiki materi dan metode pelatihan yang spesifik
membahas APD; memberikan sanksi tegas bagi pekerja yang tidak disiplin
menggunakan APD saat bekerja disertai dengan pengawasan ketat oleh KA Shift;
menyusun prosedur kerja yang detail mengenai teknis perawatan APD; membuat
berita acara pemusnahan APD dan limbah B3; memberi penghargaan bagi pekerja
yang disiplin menggunakan dan memelihara APD; mengsosialisasikan
ketidaksesuaian yang ditemukan saat inspeksi; dan membuat laporan mengenai
APD secara lengkap.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2312]