Biaya Transaksi dan Modal Sosial dalam Perspektif Ekonomi Islam pada Pemilihan Mitra Pabrik Gula (Studi Kasus Pilihan Petani Tebu di Desa Mangli Wetan Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso)
Abstract
Mayoritas penduduk Desa Mangli Wetan bekerja sebagai petani perkebunan
tebu, luas lahan perkebunan tebunya mencapai 590,016 Ha, dengan total produksi
43.568,000 (Ton). Petani tebu Desa Mangli Wetan memiliki kebebasan untuk
memilih mitra pabrik gula. Dimana kebanyakan dari mereka memilih pabrik gula
pradjekan sebagai mitra usaha karena jaraknya yang cukup dekat yaitu 11 km.
Namun kendala seperti lamanya antrian dan mesin penggiling tebu yang macet
mengakibatkan petani memilih memasok tebunya ke pabrik lain, walaupun
harganya lebih murah, karena untuk mendapatkan hasil yang cepat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui biaya transaksi dan modal sosial dalam perspektif
ekonomi Islam terhadap pemilihan mitra pabrik gula oleh petani tebu di Desa
Mangli Wetan, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso. Metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus telah digunakan dalam penelitian ini. Wawancara
telah dilakukan kepada petani tebu, sekjen APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat
Indonesia) Desa Mangli Wetan dan mandor tebang pabrik gula Pradjekan dengan
menggunakan teknik purposive dan snowball.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan biaya transaksi petani
tebu Desa Mangli Wetan yaitu: 1) Uang lamak; 2) Kontrak penebang tebu; 3)
Biaya penanganan risiko; 4) Komisi atau uang terima kasih; 5) Biaya perizinan; 6)
Biaya untuk sektor keamanan; 7) Uang letreng; 8) Biaya perolehan informasi.
Kemudian, untuk modal sosial terdiri dari jaringan sosial, kepercayaan, dan norma
sosial. Biaya transaksi dan modal sosial petani tebu Desa Mangli Wetan telah
sesuai dengan perspektif ekonomi Islam, dimana biaya transaksi yang dikelurkan
oleh petani tebu atas dasar keridhoan dan modal sosial petani tebu yang erat
didasari dengan adanya rasa saling tolong menolong.