Ambivalensi Identitas Waria Dalam Diskursus Gender di Kabupaten Jember
Abstract
Waria seringkali mendapatkan stigma buruk dari masyarakat Jember, karena memiliki ekspresi gender yang berbeda. Waria dianggap tidak normal dengan orientasi seksual (homoseksual) di tengah-tengah masyarakat heteronormatif. Dari permasalahan ini, penelitian memiliki tujuan untuk menganalisis ambivalensi identitas waria dalam diskursus gender di Kabupaten Jember. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori performativitas dari Judith Butler. Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis fenomena ini yakni metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian adalah waria yang sering berkumpul di sekitar Stasiun Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ambivalensi identitas gender yang dialami para waria penuh dengan problematika. Dimulai dari proses masa kecil untuk mengenali diri sendiri, merasa nyaman ketika cara berpenampilan dan bertindak seperti seorang perempuan. Performativitas waria dalam menampilkan identitas gender tidak lepas dari ekspresinya yang cenderung feminin. Hal ini terlihat dari gestur, atribut, dan tindakan yang dilakukan secara repetisi (berulang-ulang). Melalui pervformativitas ini, waria selalu yakin bahwa identitas gender waria akan diterima dan diakui oleh masyarakat sekitar seiring perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.