Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang dengan Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif di Dusun Persil, Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang)
Abstract
Fenomena ODGJ semakin lama semakin bertambah di tengah perkembangan teknologi dan zaman yang semakin modern. Angka prevalensi gangguan jiwa di Jawa Timur menduduki nomor 12 di Indonesia. Kasus gangguan jiwa juga ditemukan di Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang dengan jumlah 42 jiwa. Dusun Persil merupakan salah satu dusun yang berada di Desa Rojopolo, memiliki keunikan yaitu merupakan satu-satunya tempat pelaksanaan dari Posyandu Jiwa yang ada di Kecamatan Jatiroto. Awalnya seperti yang dapat diketahui bahwa ODGJ kesulitan dalam berfungsi sosial dikarenakan kondisi yang tidak mampu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya sebagai manusia dikarenakan masalah kejiwaan yang begitu parah. Untuk itu, ODGJ memerlukan dukungan dari orang-orang terdekatnya yaitu keluarga. Dukungan keluarga sangat strategis dalam mengembalikan ODGJ menjadi lebih baik karena keluarga merupakan satu-satunya kerabat terdekat yang dimiliki oleh ODGJ. Menariknya, di Dusun Persil terdapat 3 ODGJ yang mampu mandiri melakukan aktivitas sehari-hari walaupun belum semaksimal orang normal pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dukungan sosial keluarga terhadap keberfungsian sosial ODGJ, Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini menggunakan konsep dukungan sosial keluarga dan konsep keberfungsian sosial. Dukungan sosial merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya yang sedang sakit dan siap memberikan pertolongan jika diperlukan. Konsep keberfungsian sosial merupakan kemampuan individu atau kelompok dalam menjalankan peranan sosial, menjalin relasi positif dengan orang lain, dan mampu berkomunikasi serta memiliki kepercayaan diri saat berinteraksi dengan orang lain. Dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa mempengaruhi munculnya keberfungsian sosial Orang Dengan Gangguan Jiwa. Sehingga kedua konsep ini akan saling mempengaruhi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti menggunakan purposive area. Sementara penentuan informan, penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara yang mendalam, serta studi dokumentasi. Peneliti menggunakan metode analisis data Miles dan Huberman, meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber untuk mendapatkan data yang aktual.
Hasil penelitian ini adalah dukungan sosial yang diberikan keluarga kepada ODGJ mampu memunculkan keberfungsian sosial ODGJ. Dukungan instrumental berupa pemenuhan basic needs, pelayanan, perawatan, dan pendampingan minum obat memunculkan keberfungsian sosial seperti berperan dalam kehidupan sehari-hari dari ODGJ. Dukungan emosional keluarga seperti perhatian dan support dapat memunculkan kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan orang di sekitar serta kemampuan ODGJ berperan dalam kehidupan sehari-hari. Dukungan penilaian seperti bimbingan dan arahan keluarga memunculkan keberfungsian sosial ODGJ dalam hal menjalin relasi positif dengan orang lain. Sementara dukungan penghargaan seperti apresiasi yang diberikan keluarga memunculkan keberfungsian sosial dalam berperan di kehidupan sehari-hari. Terakhir, dukungan informasional dari keluarga berupa informasi mengenai kesehatan ODGJ dan pemberian pemahaman memunculkan keberfungsian sosial dalam hal membangun relasi postif dengan tetangga, berperan dalam kehidupan sehari-hari serta mampu meningkatkan skill dalam berkomunikasi.