Aktivitas Enzim Peroksidase pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Selama Cekaman Kekeringan
Abstract
Sorgum adalah jenis tanaman serelia dengan banyak manfaat, seperti untuk
menjadi tepung, sebagai pakan ternak dan diolah menjadi nira. Tanaman ini
memiliki potensi yang besar untuk dapat dikembangkan karena memiliki daerah
adaptasi yang luas. Sorgum juga merupakan tanaman yang cukup toleran terhadap
kekeringan. Cekaman kekeringan pada tanaman akan menyebabkan peningkatan
produksi reactive oxygen species (ROS). ROS akan terus dihasilkan selama
kekeringan karena penurunan aktivitas enzim siklus Calvin sehingga menghambat
produksi NADP+ yang berfungsi sebagai penerima dari transpor elektron selama
fotosintesis. Elektron ini diterima oleh oksigen sehingga membentuk ROS. Salah
satu produk ROS ialah hidrogen peroksida (H2O2) yang diperoleh dari reaksi
oksidatif di peroksisom dan kloroplas. H2O2 sebagai bentuk paling stabil ROS
dapat berdifusi cepat melewati membrane sel. H2O2 yang dihasilkan akan
menyebabkan kerusakan pada sel-sel daun sehingga menggangu metabolisme sel
dan mempercepat senescence daun. Mekanisme pertahanan tanaman terhadap
kerusakan oksidatif dapat dengan melakukan detoksifikasi ROS secara enzimatik.
Peroksidase merupakan salah satu enzim penting yang proses detoksifikasi ROS.
Enzim inimemiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap H2O2 dan tersebar di seluruh
bagian yang memproduksi ROS sehingga aktivitas peroksidase perlu diteliti pada
tanaman sorgum yang mengalami cekaman kekeringan.
Penelitian ini menggunakan tanaman sorgum yang telah berumur 1 bulan dan
diberi perlakuan cekaman kekeringan selama 9 hari tanpa penyiraman.
Pengambilan data dilakukan pada hari ke-0, 3, 6, dan 9 masa perlakuan. Sampel
daun dari masing-masing perlakuan diekstraksi untuk memperoleh ekstrak protein.
Selanjutnya, ekstrak protein daun sampel diuji aktivitas enzim peroksidase dengan dimasukkan ke larutan uji. Larutan kemudian diukur absorbansinya dengan alat
spektrofotometer di panjang gelombang 420 nm setiap 20 detik selama 5 menit.
Larutan blanko diambil dari campuran larutan yang belum ditambah ekstrak enzim.
Satu Unit (U) aktivitas enzim peroksidase didefinisikan sebagai jumlah oksidasi
pirogalol menjadi purpurogallin pada pH 6 dalam 20 detik. Analisis kandungan
hidrogen peroksida dilakukan dengan menggunakan TCA 0,5%, buffer fosfat, dan
larutan KI. Hasil diukur absorbansi menggunakan panjang gelombang 390 nm.
Konsentrasi hidrogen peroksida dihitung berdasarkan kurva standar. Analisis
statistik data hasil pengamatan menggunakan analisis independent sample T-test
dengan taraf kepercayaan 95 % pada SPSS versi 26.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan berpengaruh
terhadap morfologi dan fisiologi tanaman sorgum. Gejala cekaman kekeringan
ditunjukkan tanaman sorgum pada hari ke-6 dan hari ke-9 yaitu daun menggulung
dan klorosis (menguning). Hasil analisis konsentrasi hidrogen peroksida
menunjukkan peningkatan hari ke- 9 yang berbeda nyata terhadap kontrol (0,0739
mmol/ml) menjadi 0,1275 mmol/ml. Aktivitas enzim peroksidase mengalami
peningkatan yang berbeda nyata dengan kontrol (0,0048 U/µg Protein) pada
perlakuan cekaman kekeringan hari ke-3 dan hari ke-6 menjadi 0,0082 U/µg Protein
dan 0,0081 U/µg Protein, namun aktivitas enzim peroksidase pada hari ke-9 tidak
berbeda nyata terhadap control yaitu 0,0057 U/µg Protein. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa cekaman kekeringan memberikan dampak terhadap tanaman
sorgum baik secara morfologi maupun fisiologi yaitu adanya klorosis,
penggulungan daun dan peningkatan aktivitas enzim serta konsentrasi hidrogen
peroksida.