Analisis Valuasi Menggunakan Metode Discounted Cash Flow (Studi Pada Perusahaan yang Telah Melakukan IPO dengan Dana Terbesar Pada Tahun 2018)
Abstract
Umumnya perusahaan memilih Initial Public Offering (IPO) sebagai altenatif penambahan modal. Fenomena yang sering terjadi setelah IPO adalah underpricing. Saat di pasar perdana harga saham cenderung undervalued, setelah di pasar sekunder harga cenderung meningkat dan mendorong terjadinya oversubcribed, harga yang meningkat menyebabkan nilai intrinsik semakin rendah (overvalued) dan mendorong terjadinya undersubcribed. Besarnya dana IPO perusahaan tergantung pada jumlah penawaran dan harga saham sehingga memperoleh dana IPO terbesar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif menggunakan analisis valuasi Discounted Cash Flow (DCF) pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang telah IPO dengan dana terbesar tahun 2018. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis valuasi saham dan mengambil keputusan investasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sembilan perusahaan dengan saham undervalued (BRIS, PEHA, MAPA, IPCC, SPTO, MSIN, BTPS, TUGU, dan PZZA) serta satu perusahaan overvalued (HEAL). Investor disarankan untuk membeli dan menahan saham undervalued dengan MoS positif di atas 30 persen. Disarankan bagi investor untuk menjual dan tidak membeli saham overvalued dengan MoS negatif untuk menghindari potensi kerugian.