Pengelolaan Linen dan Keberadaan Staphylococcus sp. di Unit Laundry dan Unit Central Sterile Supply Department (Studi Kasus di RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang)
Abstract
Setiap warga berhak memiliki hak dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
oleh fasilitas kesehatan, salah satunya pelayanan rumah sakit. Pelayanan rumah
sakit terdapat pelayanan medis dan pelayanan non medis. Unit laundry dan CSSD
(Central Sterile Supply Department) merupakan pelayanan non medis yang
menangani pengelolaan linen. Pengelolaan linen perlu diperhatikan dalam
mengurangi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit. Prevalensi infeksi
nosokomial sebesar 9,1 % di negara berkembang, salah satunya di Indonesia.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, infeksi daerah operasi di RSUD dr Haryoto
Kabupaten Lumajang sebesar 1,7% pada tahun 2021. Prevalensi tersebut melebihi
Standar Pelayanan Minimal RSUD dr Haryoto yang menyatakan standar minimal
infeksi daerah operasi (IDO) adalah 1,5%; tingkat BOR (Bed Occupation Rate)
RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang, menurut Kemenkes tergolong kategori
tinggi pada masa pandemi Covid-19, yaitu 92% (ruang isolasi) dan 100% (ruang
intensif). Hasil survei pendahuluan terkait pengelolaan linen di RSUD dr Haryoto
Kabupaten Lumajang, menunjukkan bahwa petugas linen masih banyak yang tidak
memakai APD (Alat Pelindungan Diri), tidak terdapat teguran/ sanksi bagi petugas
yang melanggar, dan uji mikrobiologis linen mulai dilakukan pada tahun 2019
hingga saat ini.
Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengelolaan linen dan keberadaan
Staphylococcus sp. pada linen di unit laundry dan CSSD di RSUD dr Haryoto
Kabupaten Lumajang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Instrumen pengumpulan data berupa
lembar wawancara, lembar observasi, dan dokumentasi berupa foto. Penyajian data
menggunakan tabel dan narasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang
membahas terkait pengelolaan linen di RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang
berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur), literatur, dan pedoman dan
peraturan terkait pengelolaan linen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengelolaan linen di unit
laundry RSUD dr Haryoto Kabupaten Lumajang pada proses pengangkutan linen
dari ruangan, pemilahan, pencucian dan desinfeksi, pengeringan, dan pengemasan
linen tergolong kategori cukup. Proses penyetrikaan dan pelipatan linen tergolong
kategori baik. Perendaman dan desinfeksi, penyimpanan, dan distribusi tergolong
kategori kurang. Pada proses linen bersih menjadi linen steril dilakukan beberapa
proses sterilisasi di unit CSSD meliputi penerimaan, pelipatan, pengemasan,
sterilisasi linen, kontrol indikator, penyimpanan linen, dan distribusi linen steril.
Beberapa proses tersebut tergolong kategori baik.
Faktor penunjang pengelolaan linen yang meliputi personal hygiene petugas
tergolong cukup, ketersediaan dan penyediaan APD tergolong baik, serta prasarana
dan sarana penunjang tergolong kategori baik. Kualitas fisik pada 7 sampel linen
tergolong baik, meliputi bebas bau, lembut, tidak ada noda, dan kuat/ tidak mudah
rapuh. Kualitas bakteriologis pada 7 sampel linen tergolong baik yaitu tidak
melebihi 20 CFU per 100 cm² (< 1 CFU per 100 cm²) dan melakukan pemeriksaan
linen bersih dan steril setiap 6 bulan sekali oleh pihak RSUD dr Haryoto Kabupaten
Lumajang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan linen di RSUD dr Haryoto pada setiap prosesnya banyak tergolong
kategori cukup dan hanya beberapa tergolong kategori kurang. Oleh karena itu,
semakin baik proses pengelolaan linen maka semakin baik kualitas fisik linen dan
kualitas bakteriologisnya (Staphylococcus sp.) sehingga mampu mencegah
terjadinya infeksi nosokomial pada petugas, pasien, serta pengunjung rumah sakit.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu bagi pihak instansi
penambahan sarana dan prasarana serta perbaikan di unit laundry, memberikan
teguran/ sanksi bagi petugas yang melanggar Standar Operasional Prosedur (tidak
menggunakan Alat Pelindungan Diri dan tidak melakukan setiap proses
pengelolaan linen sesuai dengan SOP), diadakan pencatatan linen diterima dan
keluar laundry oleh petugas, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara rutin agar
petugas berkerja dalam kondisi yang baik, proses perendaman dan desinfeksi linen
menggunakan bleach perlu dilakukan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang,
seperti penyediaan ruang perbaikan linen dan penyimpanan troli. Adapun saran bagi
peneliti lain adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait kualitas
pencahayaan, kelembaban, suhu udara di ruang laundry dan Unit CSSD, dan angka
bakteriologis sebelum dan sesudah dilakukan proses pengelolaan linen untuk
mengetahui angka kuman/ bakteriologis tertentu. Saran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pengelolaan linen RSUD dr Haryoto Kabupaten
Lumajang.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2297]