Asesmen Tingkat Kekeringan Meteorologi: Perbandingan Metode Indeks CZi dan SPI di DAS Sampean Baru Bondowoso
Abstract
Pada tahun 2020, tercatat di Kabupaten Bondowoso terjadi kekeringan parah di 16 kecamatan dari total 23 kecamatan yang ada. BPBD Bondowoso melakukan dropping air bersih dengan mengerahkan armada mobil tangki air setidaknya 20 ribu liter perharinya yang akan didistribusikan ke desa-desa kesulitan air bersih karna terdampak kekeringan. Kekeringan juga terjadi pada tahun 2018 dan tahun 2017. Pada tahun 2018, Kabupaten Bondowoso mengalami kekeringan. Total dari 23 kecamatan, 16 kecamatan terdampak dan 3 kecamatan benar-benar krisis air bersih. Tahun 2017 kekeringan terjadi dua kali dalam setahun. Tepatnya pada bulan Agustus, dimana 7 kecamatan terdampak kekeringan. Kekeringan terjadi lagi pada bulan Septmber, dimana 16 kecamatan terdampa k kekeringan terdiri dari 46 desa. Hal tersebut diperlukannya pemonitoran akan kekeringan. Tujuan umum pada kajian ini adalah pemodelan curah hujan berdasarkan data iklim global (NOAA) dan penilaian tingkat kekeringan berdasarkan pendekatan meterologis. Metode yang digunakan dalam kajian diusulkan untuk pemodelan curah hujan Statistical Downscaling (SD) menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST) dengan algoritma pembelajaran Backpropagation, selanjutnya hasil pemodelan curah hujan digunakan untuk asesmen kekeringan meteorologi metode China Z-Index (CZI) dan Standardized Precipitation Index (SPI). Hasil pemodelan curah hujan dengaan menggunakan JST menunjukkan pola hujan mendekati kondisi lapangan, hal ini ditunjukan melalui nilai R2 dan RMSE terbaik 0,81 serta 0,004. Hasil analisis kekeringan paling ekstrim CZI dan SPI terjadi pada tahun 2007 (CZI < -2, SPI <-1) yang terjadi pada 21 stasiun pengamatan.
Collections
- MT-Engineering [38]