Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Karyawan Pabrik Kayu di Dusun Bedok I Tempeh Lor, Kecematan Tempeh, kabupaten Lumajang
Abstract
Perkembangan teknologi yang pesat dan persaingan bisnis yang semakin
ketat menekankan pentingnya karyawan untuk memberikan kontribusi yang
optimal bagi perusahaan. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci strategis
bagi setiap organisasi, baik skala besar maupun kecil. Di lingkungan pabrik kayu,
sering kali karyawan mengalami tingkat stres yang tinggi karena beban kerja yang
berat, lingkungan kerja yang bising, dan risiko kecelakaan kerja. Tingkat stres ini
memberikan dampak negatif pada kualitas tidur mereka, yang secara langsung
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Kondisi kerja yang berisiko seperti
penggunaan alat berat, paparan kebisingan, dan debu juga meningkatkan tekanan
pada karyawan, yang kemudian menyebabkan gangguan tidur dan insomnia.
Gangguan tidur ini umum terjadi di kalangan pekerja industri, dengan prevalensi
yang signifikan di AS (33-50%) dan Indonesia (57,6%) pada pekerja industri skala
kecil dan menengah.
Shift kerja menjadi faktor utama yang mempengaruhi pola tidur, dengan
jadwal kerja bergantian yang sering kali tidak disadari banyak orang. Tingkat stres
tinggi yang dialami karyawan pabrik kayu, disebabkan oleh tekanan kerja,
lingkungan bising, dan risiko kecelakaan kerja, dapat mengganggu tidur dan
kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Stres kerja yang berkelanjutan dapat
menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia dan tidur tidak nyenyak, serta
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan mood, yang juga
berpotensi mempengaruhi produktivitas dan keselamatan kerja
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1563]