Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Pesisir Puskesmas Ujungpangkah Kabupaten Gresik
Abstract
Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita di
Wilayah Pesisir; Siti Safinatun Najah; 182110101135; 2023; 105 halaman;
Peminatan Epidemiologi; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember.
Stunting menjadi masalah gizi yang banyak terjadi pada balita. Pada tahun 2021 prevalensi balita stunting di Indonesia yaitu sebesar 24,4%. Prevalensi balita stunting di Kabupaten Gresik pada tahun 2021 yaitu sebesar 23,0%. Pada tahun 2022 Kabupaten Gresik menerapkan 10 puskesmas yang difokuskan pada percepatan penurunan prevalensi stunting salah satunya adalah Puskesmas Ujungpangkah. Salah satu faktor risiko penyebab stunting berdasarkan teori WHO (2013) adalah pola pemberian makan. Pola pemberian makan menjadi salah satu faktor penting dalam kejadian stunting pada balita karena berkaitan dengan pemenuhan gizi melalui makanan yang dikonsumsi. Pola pemberian makan disetiap wilayah tentunya berbeda, hal ini dikarenakan setiap wilayah memiliki ciri khas kekayaan alam yang berbeda yang dimanfaatkan untuk konsumsi sehari-hari. Pola pemberian makan di wilayah pesisir memiliki peluang besar untuk mengkonsumsi makanan dengan protein hewani tinggi sehingga dapat membantu pertumbuhan anak. Akan tetapi, Puskesmas Ujungpangkah yang berada di wilayah pesisir merupakan salah satu puskesmas yang difokuskan pada percepatan penurunan stunting. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah pesisir.
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain penelian case control. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 45 balita stunting serta 45 balita tidak stunting dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan sedangkan variabel independennya adalah pola pemberian makan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada responden menggunakan kuesioner, data sekunder terkait dengan prevalensi, jumlah, dan distribusi kasus stunting diperoleh dari Dinas Kesehatan dan laporan kegiatan bulan timbang Puskesmas Ujungpangkah. Teknik analisis data penelitian ini adalah menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Berdasarkan hasil penelitian, usia ibu pada kelompok stunting (22,2%) dan kelompok kontrol (15,6%) masuk kedalam kategori usia tidak ideal (<20 Tahun dan >35 Tahun). Mayoritas ibu pada kelompok kasus (86,7%) dan kelompok kontrol (80,0%) tidak bekerja. Kelompok kasus (66,7%) maupun kelompok kontrol (55,6%) mempunyai pendapatan keluarga yang rendah (<UMR Kabupaten Gresik Rp. 4.372.030,5). Sebagian besar responden pada kelompok kasus (57,8%) berpendidikan rendah, serta pada kelompok kontrol sebagian besar (75,6%) berpendidikan tinggi. Pada variabel pola pemberian makan terdiri dari tiga aspek. Aspek kualitas makanan sebagian besar pada kelompok kasus (62,2%) menunjukkan bahwa anak mempunyai kualitas makanan yang buruk, sedangkan pada kelompok kontrol (31,1%) menunjukkan bahwa anak mempunyai kualitas makanan yang buruk. Aspek praktik pemberian makan sebagian besar pada kelompok kasus (53,3%) menunjukkan bahwa praktik pemberian makan yang diberikan tidak tepat, sedangkan pada kelompok kontrol (37,8%) menunjukkan bahwa praktik pemberian makan yang diberikan tidak tepat. Aspek keamanan makanan dan minuman mayoritas pada kelompok kasus (68,9%) dan kelompok kontrol (82,8%) mempunyai keamanan makanan dan minuman yang aman. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan yang signifikan antara aspek kualitas makanan (p-value= 0,003; OR=3,647 95% CI=1,524-8,728) dengan kejadian stunting. Tidak terdapat hubungan antara aspek praktik pemberian makan (p-value=0,138) dan aspek keamanan makanan dan minuman (p value=0,141) dengan kejadian stunting.
Saran yang diberikan adalah rutin memberikan informasi terkait dengan pemberian makan pada anak dengan kualitas yang baik, memberikan pelatihan dan praktik terkait dengan menu makan balita yang sehat dan terjangkau dengan memanfaatkan sumber daya disekitar, menerapkan pola pemberian makan dengan kualitas makanan yang bergizi, serta penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2275]