Proses Pembentukan Spiritual Well-being pada Remaja Broken Home
Abstract
Permasalahan dalam rumah tangga dengan berbagai macam alasan yang menimbulkan perceraian
pada suami dan istri dalam satu keluarga tentunya menimbulkan korban dalam hal ini khususnya
anak-anak mereka. Kondisi keluarga yang tidak lagi utuh ini disebut dengan keluarga broken home,
dimana kondisi ini sering kali menjadi alasan utama korban broken home untuk melakukan
tindakan negatif sebagai pelampiasan atas apa yang sedang dialami. Namun tidak semua anak
dengan keluarga broken home menyikapi hal ini dengan tindakan negatif, banyak yang memilih
untuk mencari kedamaian batin dengan cara mendekatkan diri dengan sang pencipta hingga
mencapai spiritual well-being. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi. Untuk keabsahan data peneliti
menggunakan triangulasi sumber sebagai data pembanding hasil penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti perilaku dan dampak positif yang terjadi pada remaja broken home serta
mengetahui proses pembentukan spiritual well-being.