Daya Antibakteri Gum Arabic Baluran Terhadap Pertumbuhan Aggregatibacter Actinomycetemcomitans
Abstract
Periodontitis salah satu inflamasi pada jaringan periodontal yang diawali
adanya inflamasi akibat bakteri patogen yang menyebabkan terbentuknya poket dan
resesi gingiva. Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah bakteri yang telah
diidentifikasi sebagai etiologi periodontitis. Perawatan utama periodontitis adalah
menghilangkan faktor etiologi bakteri patogen pada biofilm supragingiva dan
subgingiva. Perawatan ini melibatkan scaling, root planning serta terapi penunjang
salah satunya adalah chlorhexidine. Penggunaan chlorhexidine dalam jangka panjang
menyebabkan efek samping untuk kesehatan rongga mulut. Mengingat efek samping
tersebut, perlu dicari alternatif terapi yang memiliki efek samping minimal yaitu bahan
alam. Gum Arabic Baluran ialah polisakarida alami kaya akan prebiotik yang
merupakan eksudat kering yang diperoleh dari batang maupun cabang pohon Acacia
nilotica. Sebagian besar efek antimikroba Gum Arabic disebabkan karena adanya
fitokimia tertentu yang meliputi polifenol, tanin, saponin, flavonoid dan terpenoid.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya antibakteri Gum Arabic terhadap
pertumbuhan A. actinomycetemcomitans.
Penelitian daya antibakteri Gum Arabic dari Acacia nilotica terhadap
pertumbuhan A. actinomycetemcomitans secara eksperimental laboratoris dilakukan
dengan metode difusi cakram menggunakan media MHA. Ekstraksi Gum Arabic
dilakukan menggunakan metode sonikasi dan dibuat konsentrasi ekstrak masingmasing 12,5 mg/ml, 25 mg/ml, 50 mg/ml, dan 100 mg/ml. Kertas cakram ditetesi
masing-masing sampel penelitian ekstrak Gum Arabic, chlorhexidine 0,2%, dan
aquadest. Zona hambat yang terbentuk berupa daerah bening pada sekeliling kertas
cakram. Pengukuran zona hambat yang terbentuk dilakukan menggunakan jangka
sorong digital. Penelitian ini menunjukkan ekstrak Gum Arabic Baluran 25 mg/ml, 50 mg/ml,
dan 100 mg/ml mempunyai daya hambat terhadap A. actinomycetemcomitans. Zona
hambat yang dihasilkan dari konsentrasi tertinggi hingga terendah yaitu pada
konsentrasi 100 mg/ml sebesar 14,80 mm dan termasuk zona hambat kategori kuat.
Ekstrak Gum Arabic 50 mg/ml menghasilkan rata-rata zona hambat 12,44 mg/ml
dengan kategori kuat. Ekstrak Gum Arabic 25 mg/ml menghasilkan rata-rata zona
hambat 10,12 mg/ml dengan kategori sedang. Sedangkan ekstrak Gum Arabic
konsentrasi 12,5 mg/ml tidak terbentuk zona hambat. Data penelitian dianalisis
menggunakan uji Kruskal Wallis dan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada
seluruh kelompok sampel. Data diuji dengan Mann Whitney dengan hasil menunjukkan
terdapat perbedaan yang bernilai signifikan antara tiap kelompok sampel kecuali pada
aquadest dengan ekstrak Gum Arabic konsentrasi 12,5 mg/ml.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak Gum Arabic Baluran konsentrasi
25 mg/ml, 50 mg/ml, dan 100 mg/ml memiliki daya hambat terhadap A.
actinomycetemcomitans. Zona hambat ekstrak Gum Arabic Baluran yang paling besar
yaitu pada konsentrasi 100 mg/ml sehingga dapat dikembangkan sebagai produk
antibakteri khususnya dalam bidang kedokteran gigi.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2088]