Potensi Pasta Gigi Dengan Kandungan Ekstrak Biji Kopi Hijau Robusta (Coffea Canephora) Dalam Memodulasi Adhesi Pseudomonas Aeruginosa Pada Monosit
Abstract
Pseudomanas aeruginosa adalah flora normal saluran pernapasan, kulit, dan
sistem pencernaan. Bakteri ini dapat bermigrasi ke rongga mulut ketika kekebalan
host yang lemah sehingga terjadi perubahan keseimbangan flora normal dan dapat
meningkatkan inflamasi. Inflamasi akan direspon oleh sel imun kronis yaitu
monosit. Monosit akan mengeliminasi bakteri melalui proses fagositosis yang
diawali dengan adhesi bakteri. Jika fagositosis berlebihan maka akan menyebabkan
pelepasan reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitric species (RNS)
berlebihan yang dapat menyebabkan monosit lisis, sehingga adhesi perlu
dimodulasi. Salah satu upaya menurunkan inflamasi adalah dengan menekan
penyebab inflamasi yaitu akumulasi plak yang perlu dicegah melalui kontrol plak
secara mekanis menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. Seiring berkembangnya
pengetahuan, terdapat inovasi penambahan bahan herbal sebagai komposisi pasta
gigi karena dianggap sebagai bahan alternatif yang tidak memberikan dampak
negatif bagi tubuh. Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan adalah biji kopi
hijau robusta yang kaya akan senyawa antiinflamasi seperti kafein, asam
klorogenat, flavonoid, tanin, dan trigonelin. Penelitian ini bertujuan mengkaji
kemampuan pasta gigi EBKHR konsentrasi 6,25%, 3,12%, 1,56%, dan 0,78%
dalam memodulasi dengan menurunkan adhesi P. aeruginosa pada monosit.
Jenis penelitian eksperimental laboratoris in vitro dengan the post-test only
control group design. Sampel berupa monosit yang diambil dari subyek yang
memenuhi kriteria. Pengelompokkan sampel terbagi menjadi 5 yaitu monosit yang
dipapar pasta plasebo sebagai kelompok kontrol dan monosit yang dipapar pasta
gigi EBKHR konsentrasi 6,25%, 3,12%, 1,56%, dan 0,78%. Pasta gigi EBKHR dan
pasta plasebo akan diencerken terlebih dahulu dengan RPMI pada perbandingan
1:10 sebelum diberikan pada sampel. Selanjutnya, semua kelompok diinkubasi
selama 3 jam dan dipapar dengan P. aeruginosa selama 8 jam. Kemudian dilakukan pewarnaan dengan menggunakan giemsa. Lalu, dilakukan pengamatan
mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x dan dihitung indeks adhesinya.
Data penelitian dianalisis menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji Levene
yang didapatkan hasil bahwa data terdistribusi normal dan homogen lalu
dilanjutkan dengan uji parametrik one way ANOVA dan LSD yang didapatkan hasil
p<0,05, artinya terdapat perbedaan signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik, pasta
gigi EBKHR konsentrasi 6,25%, 3,12%, 1,56%, dan 0,78% memiliki kemampuan
menurunkan adhesi P. aeruginosa pada monosit. Pada konsentrasi 6,25% memiliki
indeks adhesi paling kecil yang artinya jumlah adhesi P. aeruginosa pada monosit
paling sedikit.
Kesimpulan penelitian ini adalah pasta gigi EBKHR konsentrasi 6,25%,
3,12%, 1,56%, dan 0,78% memiliki kemampuan memodulasi dengan menurunkan
adhesi P. aeruginosa pada monosit, dimana konsentrasi 6,25% memiliki
kemampuan paling besar.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2088]