dc.description.abstract | Posisi kerja ialah sikap tubuh pekerja dalam melakukan pekerjaan. Posisi
kerja yang tidak ergonomi seperti membungkuk, berdiri, jongkok, dan duduk dalam
waktu yang lama sering kali diabaikan oleh petani, sehingga hal ini dinilai berisiko
tinggi memicu timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja
yang umum terjadi pada petani adalah gangguan muskuloskeletal atau
Musculoskeletal Disorders (MSDs). MSDs merupakan gangguan kesehatan yang
melibatkan otot skeletal dengan manifestasi klinis berupa keluhan pada jaringan
otot, saraf, tendon, sendi dan ligamen. Laporan terbaru Riset Kesehatan Dasar tahun
2018 di Indonesia diketahui prevalensi gangguan muskuloskeletal pada petani atau
buruh tani sebesar 9,90%. Model kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan
salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang
aman, efektif, dan bebas dari bahaya kerja. Penerapan K3 di lingkungan pertanian
menjadi salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mencegah dan
meminimalkan timbulnya kecelakaan serta penyakit akibat kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan posisi kerja dengan
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada petani di Desa Karangduren
Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Desain penelitian ini adalah observasional
analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan stratified random sampling, dengan jumlah sampel
sebanyak 149 orang. Data dikumpulkan dengan lembar observasi REBA (Rapid
Entire Body Assessment) guna mengukur postur kerja dan kuesioner NBM (Nordic
Body Map) untuk menilai tingkat keluhan pada sistem muskuloskeletal. Uji statistik
yang digunakan dalam penelitian ini ialah uji spearman-rho dengan tingkat
kepercayaan 95% (alpha=0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada posisi
kerja petani di Desa Karangduren Kecamatan Balung Kabupaten Jember (Z=0,185;
p-value 0,001). Hasil lain menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) petani di Desa Karangduren Kecamatan
Balung Kabupaten Jember (Z=0,109; p-value 0,001). Hasil uji statistik spearmanrho hubungan posisi kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada
petani di Desa Karangduren Kecamatan Jember Kabupaten Jember didapatkan hasil
nilai nilai p-value sebesar 0,001 (p-value<0,05) yang berarti terdapat hubungan
antara kedua variabel. Nilai korelasi (r) yang didapatkan sebesar 0,884 yang
menunjukkan korelasi tersebut memiliki hubungan sangat kuat dengan arah positif.
Kesimpulan pada penelitian ini ialah usia petani memiliki nilai tengah 55
tahun dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar petani tidak
memiliki riwayat merokok, indeks massa tubuh petani normal, masa kerja >10
tahun, durasi kerja ≤8 jam/hari dan mayoritas menggunakan alat kerja tradisional.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara posisi kerja dengan
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada petani di Desa Karangduren
Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Arah korelasi bersifat positif yang berarti
semakin tinggi skor posisi kerja, maka semakin tinggi pula keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) pada petani. Oleh karena itu untuk meminimalisir keluhan MSDs
akibat posisi kerja yang tidak ergonomi pada petani dapat dilakukan dengan dua
cara, pertama dengan melakukan modifikasi alat kerja dengan mempertimbangkan
antropometri dan prinsip ergonomi. Cara kedua dengan mengurangi beban kerja
dan aktivitas pertanian yang sifatnya berat, melakukan peregangan ±15 menit sekali
disela-sela melaksanakan pekerjaan agar kondisi otot tidak tegang, serta
menggunakan ±30 menit waktu kerjanya untuk beristirahat. | en_US |