Potensi Pemberian Ekstrak Daun Ungu (Graptophillum pictum L. Griff) terhadap Jumlah Neutrofil pada Luka Soket Pasca Pencabutan Gigi Tikus Wistar
Abstract
Pencabutan gigi merupakan suatu proses mengeluarkan gigi dari soket
tulang alveolar. Dalam prosesnya, pencabutan gigi dapat menyebabkan trauma pada
jaringan sekitarnya. Semakin besar trauma jaringan yang dihasilkan, akan semakin
lama juga proses penyembuhan lukanya. Proses penyembuhan luka diawali dengan
fase inflamasi sebagai bentuk pertahanan jaringan terhadap jejas. Tanda dimulainya
fase inflamasi adalah dengan adanya akumulasi sel radang neutrofil pada daerah
luka. Neutrofil berperan penting dalam mencegah terjadinya infeksi dan
membersihkan area peradangan melalui mekanisme fagositosis, namun
keberadaannya yang persisten pada jaringan akan mengakibatkan kerusakan sel
inang yang berlebih dan memperparah inflamasi yang terjadi. Hal ini dapat
menyebabkan risiko terjadinya komplikasi pasca pencabutan gigi menjadi lebih
tinggi.
Penyembuhan luka pasca pencabutan gigi harus ditangani dengan tepat,
supaya tidak menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan pemberian obat berbahan dasar alami untuk mengurangi
respon inflamasi yang terjadi. Daun ungu (Graptophillum pictum L. Griff) menjadi
salah satu dari 13 komoditi tanaman yang dikembangkan oleh DITJEN POM
sebagai tanaman obat tradisional unggulan. Daun ungu (Graptophillum pictum L.
Griff) dipilih karena memiliki kandungan senyawa aktif alkaloid, flavonoid, tanin,
dan saponin yang dapat berperan sebagai antiinflamasi dan antibakteri untuk
mencegah terjadinya infeksi dan mencegah terjadinya inflamasi yang
berkepanjangan.
Jenis penelitian ini yaitu eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian the post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi pemberian ekstrak daun ungu (Graptophillum pictum L. Griff) terhadap jumlah neutrofil pada luka soket pasca pencabutan gigi tikus Wistar.
Pencabutan gigi dilakukan pada gigi molar 1 rahang bawah kiri tikus. Jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 24 ekor tikus Wistar yang terbagi dalam 6
kelompok, yaitu 3 kelompok kontrol yang diberi akuades pada hari ke-1 (K1), ke3 (K3), ke-5 (K5), dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak daun ungu
(Graptophillum pictum L. Griff) konsentrasi 10% pada hari ke-1 (P1), ke-3 (P3),
dan ke-5 (P5). Pemberian akuades dan ekstrak daun ungu (Graptophillum pictum
L. Griff) konsentrasi 10% dilakukan secara sondase sebanyak satu kali dalam
sehari. Pada hari ke-2, ke-4, dan ke-6, tikus dilakukan euthanasia, pemrosesan
jaringan, dan pembuatan sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin.
Pengamatan dan penghitungan neutrofil menggunakan mikroskop binokuler yang
dihubungkan dengan kamera optilab pada perbesaran 400x oleh 3 orang pengamat.
Hasil penghitungan jumlah neutrofil kemudian dilakukan analisis data
menggunakan SPSS.
Hasil analisis data jumlah neutrofil yang didapatkan adalah berdistribusi
normal, homogen, dan uji One-Way Anova menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna (p<0.05). Hasil uji LSD juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna
(p<0.05) rata rata jumlah neutrofil antara K1 dengan P1, K3 dengan P3, K5 dengan
P5, K1 dengan K3 K5, K3 dengan K5, P1 dengan P3 P5, dan P3 dengan P5. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa rata-rata jumlah neutrofil pada kelompok
perlakuan yang diberi ekstrak daun ungu (Graptophillum pictum L. Griff)
konsentrasi 10% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberi
akuades, yaitu antara P1 (12,05±0,41) dengan K1 (13,97±0,11); P3 (9,50±0,42)
dengan K3 (11,00±0,51); dan P5 (5,05±0,42) dengan K5 (10,58±0,38), sehingga
dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun ungu (Graptophillum pictum L.Griff) berpotensi dalam menurunkan jumlah neutrofil pada luka soket pasca
pencabutan gigi tikus Wistar.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2088]