Analisis Geometri Peledakan untuk Memperoleh Ukuran Fragmentasi Kurang dari 80 CM Pit XYZ PT Antareja Mahada Makmur
Abstract
Dalam Tambang terbuka (surface mining), langkah-langkah umum dalam
tahapan penambangan dimulai dengan pembersihan lahan, pengangkatan lapisan
tanah penutup (top soil & overburden), dan pengambilan batubara (coal getting).
Peledakan merupakan proses yang digunakan untuk menghancurkan batuan dalam
jumlah besar agar mudah digali dan diangkut, menggunakan bahan peledak. Untuk
mengetahui hasil dari peledakan dapat dilihat dari fragmentasi batuan hasil
peledakan. PT Antareja Mahada Makmur menerapkan boulders tidak lebih dari
20% sebagai indikator bahwa fragmentasi yang dihasilkan bagus. Dalam penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui peledakan aktual pada perusahaan serta
menghitung geometri ideal yang dapat digunakan pada perusahaan tersebut.
Geometri peledakan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil peledakan,
termasuk fragmentasi batuan yang terbentuk, rekahan yang diinginkan, dan pola
pecahan yang terbentuk. Dalam proses peledakan, terdapat beberapa istilah yang
perlu dipahami, sebagai berikut: burden, spasi, stemming, subdrilling, kedalaman
lubang ledak, panjang kolom isian, diameter lubang ledak dan tinggi jenjang. Pada
penelitian dalam menentukan geometri peledakan ideal menggunakan persamaan
R.L. Ash, C.J. Konya serta ICI-Eksplosive. Untuk menganalisis geometri peledakan
ideal tersebut telah sesuai dengan target perusahaan menggunakan persamaan KuzRam. Software WipFrag 3.3 digunakan untuk menganalisis fragmentasi yang telah
diledakkan.
Lokasi penelitian terdapat pada PT Antareja Mahada Makmur berada di
wilayah PKP2B milik PT. Multi Harapan Utama. Lokasi administrasi PT. Multi
Hrapan Utama berada pada kecamatan Tenggarong, Tenggarong Sebang, Loa Kulu,
Loa Janan Kabupaten Kutai Kartenegara dan kecamatan Sungai Kunjang kota
Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Urutan pada penelitian ini dilakukan
dengan studi literatur, perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis & pembahasan dan kesimpulan & saran.
Geometri peledakan pada kondisi aktual di lapangan memiliki Burden 8 m,
Spacing 9 m, Kedalaman lubang ledak 6,5 m, Steming 3 m, Panjang kolom isian 3,5 m, Subdrilling 0,5, Jumlah bahan peledak 107 kg, Volume bongkahan 468 m3
dan PF 0,22. Image analiss dengan software WipFrag 3.3 menghasilkan boulders
sebesar 22,34%, sedangkan Perhitungan menggunakan teori Kuz-Ram
menghasilkan boulders sebesar 24,97%. Geometeri peledakan menggunakan 3
teori: Teori R.L. Ash dengan Burden 6,5 m, Spacing 7,5 m, Kedalaman lubang ledak
7,5 m, Steming 4,5 m, Panjang kolom isian 3,3, Subdrilling 1,3 m, Jumlah bahan
peledak 99 kg, Volume bongkahan 365,62 m3 dan PF 0,27. Teori C.J. Konya
dengan Burden 5,3 m, Spacing 5,5 m, Kedalaman lubang ledak 8,6 m, Steming 3,6
m, Panjang kolom isian 5 m, Subdrilling 1,6 m, Jumlah bahan peledak 150 kg,
Volume bongkahan 250,69 m3 dan PF 0,59. Teori ICI-Eksplosive dengan Burden
6,8 m, Spacing 8,2 m, Kedalaman lubang ledak 10,3 m, Steming 4,4 m, Panjang
kolom isian 6,9 m, Subdrilling 1,4 m, Jumlah bahan peledak 207 kg, Volume
bongkahan 576,2 m3 dan PF 0,35. Fragmentasi dari 3 geometri usulan dianalisis
menggunakan teori Kuz-Ram menghasilkan boulders pada teori R.L. Ash 17,7% ,
C.J. Konya 0,1% dan ICI-Eksplosive 1,12%.
Geometri ideal yang digunakan adalah geometri peledakan menggunakan
persamaan R.L. Ash dikarenakan geometri peledakan dapat menyesuaikan dengan
ketersediaan mesin drill yaitu Sanvik DP1100. PF memiliki nilai yang rendah dan
mendekati nilai aktual yang ada di lapangan. Fragmentasi geometri yang dianalisis
menggunakan teori Kuz-Ram menghasilkan nilai persentase sebesar 17,7%.
Persentase dari persamaan Kuz-Ram telah sesuai dengan target perusahaan.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4129]