Analisis Wacana Kritis pada Teks Berita Kasus Bom Bunuh Diri di Astanaanyar, Kota Bandung dalam Media Online Kompas.com News Update
Abstract
Pada era globalisasi, hampir semua gagasan dan ide bisa kita utarakan
melalui media oline. Gagasan wartawan yang dulunya ditulis pada media cetak
seperti koran, sekarang dapat kita nikmati pada versi online. Salah satunya media
massa Kompas yang berkembang menjadi media online yakni Kompas.com.
Objek penelitian ini adalah media massa Kompas.com tentang
pemberitaan kasus bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung pada
tanggal 7, Desember 2022. Objek tersebut kemudian peneliti kaji menggunakan
Analisis Wacana Kritis model Van Dijk. Dari latar belakang tersebut, terdapat dua
rumusan masalah yakni; bagaimana struktur wacana dan perspektif wacana yang
terdapat dalam teks berita media online Kompas.com tentang kasus bom bunuh
diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung.
Metode yang digunakan adalah kualitatif diskriptif dengan pendekatan
Analisis Wacana Kritis. Data penelitian ini ialah wacana yang terdapat dalam 9
teks berita media online Kompas.com. Data bersumber dari grup telegram
Kompas.com News Update. Selanjutnya peneliti membaca dan menyimak teks
berita, data yang sudah ditemukan kemudian diklasifikasi berdasarkan struktur
wacana Van Dijk yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Hasil dari penelitian ini ditemukan beberapa gagasan yang ditonjolkan
oleh media online Kompas.com. Pada struktur makro, gagasan wartawan
ditekankan pada bagian subtopik yang kemudian disimpulkan menjadi tema
bahwa aksi terorisme tersebut merupakan penyimpangan beragama dan bernegara.
Pada bagian superstruktur, media Kompas.com dominan menggunakan judul
langsung dan spesifik. Bagian lead, wartawan menggunakan lead naratif,
ringkasan, kutipan dan diskriptif. Bagian story, wartawan menggunakan subkategori situasi (penyampaian informasi berupa situasi/keadaan) dan
subkategori komentar (penyampaian informasi berupa kutipan komentar dari
pihak terkait) dalam menyampaikan isi berita. Pada bagian struktur mikro,
keberpihakan media Kompas.com terhadap pemerintah ditekankan pada
pemilihan kata “gugur” bagi seorang anggota polisi yang lebih terhormat
dibanding kata “tewas” bagi pelaku aksi terorisme.
Perspektif wacana yang terdapat dalam wacana teks berita Kompas.com
dengan topik tersebut adalah wujud dari media Kompas.com yang berideologi pro
terhadap pemerintah dalam mengontrol publik. Arti dari pro terhadap pemerintah
ialah keberpihakan Kompas.com terhadap pemerintah. Bentuk keberpihakan dapat
dilihat dari penyajian informasi yang dominan menggunakan perspektif positif
dengan tujuan menciptakan opini terhadap pembaca atau masyarakat luas melalui
media massa, bahwa peristiwa tersebut merupakan penyimpangan dalam
bernegara dan beragama. Perspektif positif dari pemberitaan tersebut ditemukan
pada kolom diskusi di setiap berita tersebut diunggah Salah satunya komentar dari
akun Telegram bernama Star Dust yaitu “Khilafah tidak ada yang mengajarkan
gitu Bray.. itu pemahaman Islam di luar kaidah Ahlusunnah dan Salafusalih”. Dari
Komentar di atas terlihat jelas bahwa masyarakat sadar akan penyimpangan
kelompok radikal sehingga tidak membenarkan aksi teror yang mengatasnamakan
agama (teror identitas) tetapi memposisikan keberpihakan terhadap ideologi
pemerintah yakni Pancasila sebagai dasar bernegara.