Ekspresi Fibrinogen-Like Protein 1 (FGL-1) pada Limfoma Maligna
Abstract
Neoplasma kelenjar limfatik/ Limfoma merupakan penyakit kanker yang
terjadi karena proliferasi salah satu dari sel B, sel T, dan sel pembunuh alami
(natural killer) dalam beberapa tingkatan maturasi yang berbeda. Limfoma terjadi
akibat pertumbuhan sel limfosit yang berlebih baik yang menyebabkan tumor
pada organ maupun sistem kelenjar limfatik. Prevalensi Limfoma Non-Hodgkin
menempati urutan ketujuh tertinggi di Indonesia dengan tingkat kematian 4,25%. Limfoma Hodgkin menempati urutan ke-27 tertinggi di Indonesia dengan
meningkatnya kasus baru pada tahun 2018 sebanyak 0,3%, atau sebanyak 1.047
kasus.
Immune Checkpoint lymphocyte-activation gene (LAG-3) (CD223) yang
diketahui diekspresi tinggi pada Limfoma Maligna. LAG-3 merupakan protein
transmembran dan merupakan anggota dari superfamili immunoglobulin dan
homolog nenek moyang CD4. FGL-1 merupakan protein yang banyak dihasilkan
oleh liver dan biasa dikenal dengan sebutan liver fibrinogen-related gene-1
(LFIRE-1)/Hepassocin (HPS) atau hepatocyte-derived fibrinogen-related protein
1 (HFREP-1). FGL-1 diketahui mampu berikatan kuat dengan LAG-3 dan
dipertimbangkan sebagai novel ligand selain ligand klasik dari LAG-3 yaitu MHC
II. Ikatan ini menghasilkan efek berupa disfungsi kerja sel T sehingga berfungsi
juga dalam sistem immune escape tumor. Protein ini banyak dihasilkan oleh
beberapa tumor jaringan seperti tumor otak, tumor paru-paru, melanoma, dan
tumor prostat (Wang, et al., 2019). Tingginya ekspresi FGL-1 pada tumor
menunjukkan prognosis yang buruk serta mendukung migrasi, invasi, dan
metastasis sel tumor (Lv, et al., 2021). Meskipun demikian, beberapa kanker
maligna menunjukkan ekspresi FGL-1 yang rendah seperti pada kanker pankreas, kanker liver, dan kanker kepala dan leher (Liu, et al., 2021).
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan metode deskriptif dari
blok parafin pasien Limfoma Maligna dengan satu kasus tumor ganas payudara
sebagai kontrol positif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekspresi FGL-1
pada Limfoma Maligna menggunakan imunohistokimia Anti-FGL-1 antibodi
untuk dapat mengetahui dan membuktikan bahwa FGL-1 terekspresi pada
membran dan/sitoplasma sel limfoma dan berhubungan dengan mekanisme
immune checkpoint dalam penghambatan aktivitas sel imun. Prosedur penelitian
dimulai dengan peminjaman blok parafin pasien Limfoma Maligna di RSD dr. Soebandi Jember yang kemudian di bawa ke Laboratorium Patologi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember. Blok parafin dipotong setebal 4 μm
menggunakan mikrotom, kemudian hasil sayatan dari pemotongan jaringan
dikembangkan dalam waterbath dan diletakkan pada slide warmer selama 2x24
jam, dilanjutkan dengan tahap pewarnaan. Pewarnaan yang digunakan yaitu
pewarnaan HE (Hematoxylin Eosin) dan Imunohistokimia Recombinant Anti- FGL-1 antibody [EPR24018-27] (ab275091).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa FGL-1 terekspresi pada Limfoma
Maligna baik LNH atau LH yang terletak pada membran dan/sitoplasma sel serta
terdapat juga ekspresi tambahan FGL-1 pada sel endotel pada stroma tumor. Ekspresi tersebut dapat berikatan dengan immune checkpoint LAG-3 yang
berfungsi untuk menghambat aktivitas sel imun dan melindungi sel tumor dari
kematian. Menurut hasil penelitian di atas, konsentrasi FGL-1 dari beberapa
sampel memiliki interpretasi berbeda-beda yang dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Tumor dapat mengekspresi berbagai antigen yang memiliki potensi
menimbulkan respon imun spesifik tumor berupa antigen yang tidak bermutasi
dan bermutasi (neoantigen), namun, untuk menghindari eliminasi dari sel imun, sel kanker mampu kehilangan antigenesitasnya. Pada penyakit keturunan salah
satu mutasi yang ditandai adalah mutasi non-stop. Mutasi non-stop adalah mutasi
yang merubah stop codon menjadi sense codon. Mutasi tersebut dapat
menyebabkan perubahan fungsi pada protein yang terlibat seperti degradasi
protein, mislokalisasi protein, agregasi protein, peluruhan mRNA yang dimediasi
non-stop, dan pembentukan domain fungsional baru yang merusak (Dhamija et al.2020). Maka dari itu, hal-hal tersebut dapat menjadi alasan terdapatnya
interpretasi ekspresi FGL-1 yang berbeda pada beberapa kasus limfoma yang
diteliti. Selain itu, ekspresi FGL-1 diduga berperan dalam regulasi lingkungan
tumor termasuk angiogenesis. Sel endotel pada tumor Limfoma Maligna yang
mengekspresi FGL-1 mungkin merupakan angiogenesis dalam lingkungan tumor.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2069]