Dinamika Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) Tahun 1973 - 1999
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai dinamika Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) tahun 1973 - 1999. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor eksistensi Bank Exim sebelum tahun 1973, mendeskripsikan kondisi Bank Exim tahun 1973 - 1999, dan memaparkan dampak merger terhadap nasabah, pegawai, dan pensiunan Bank Exim. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonomi politik karya F. Hartog, menjelaskan bahwa kegiatan ekonomi melibatkan produsen, distributor, konsumen, dan pemerintah. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa berdirinya Bank Exim terjadi atas dorongan dari faktor eksternal dan internal perusahaan. Tahun 1973 - 1999 Bank Exim dipimpin lima Direktur Utama yaitu, Moeljoto Djojomartono tahun 1973 - 1988, Iwan Ridwan Prawiranata tahun 1988 - 1992, Salahuddin Nyak Kaoy tahun 1992 - 1997, Kodradi tahun 1997 - 1998, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo tahun 1998 - 1999. Terjadi perluasan jangkauan pasar Bank Exim di dalam negeri dan luar negeri. Peningkatan kualitas pegawai melalui penanaman nilai budaya organisasi melalui tahap pengenalan, aktualisasi, dan kristalisasi dilakukan untuk mendukung ekspansi pasar. Pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi melanda Indonesia. Bank Exim merasakan dampak langsung krisis ekonomi dengan merger bersama Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Mandiri. Program merger Bank Exim ke dalam Bank Mandiri memberikan pengaruh terhadap nasabah, pegawai dan pensiunan Bank Exim. Nasabah Bank Exim diberikan pilihan dapat tetap menggunakan jasa Bank Mandiri. Pegawai aktif diberikan pilihan untuk mengikuti Program Pensiun Sukarela (PPS) atau melanjutkan karier ke Bank Mandiri.