• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Pendidikan Formal pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda di Gemeente Semarang Tahun 1906-1942

    Thumbnail
    View/Open
    REPO_ANAS DILLA.pdf (1.429Mb)
    Date
    2024-08-08
    Author
    BUANASITA, Anas Dilla
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Penelitian ini membahas tentang Pendidikan Formal Pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda di Gemeente Semarang Tahun 1906-1942. Permasalahan dalam penelitian mengenai latar belakang kebijakan pendidikan formal, penerapan kebijakan tahun 1906-1942, dan dampak penerapannya di Gemeente Semarang. Metode penelitian menggunakan metode sejarah, dengan empat tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan poskolonial oleh Homi K. Bhabha dan teori modernisasi menurut W.W. Rostow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan formal di Semarang dilatarbelakangi oleh perkembangan kota sebagai pusat perdagangan dan industri, yang mendorong kebutuhan akan tenaga kerja ahli dan terdidik. Sebelum penerapan kebijakan Politik Etis pendidikan formal telah didirikan namun terbatas untuk penduduk Eropa. Pemberlakuan kebijakan Politik Etis dan penetapan Semarang sebagai gemeente pada 1 April 1906, mendorong perkembangan pendidikan yang terbuka untuk semua golongan masyarakat. Pemerintah gemeente berperan dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pendanaan pendirian sekolah, akibat antusiasme dan partisipasi penduduk yang tinggi. Jenjang pendidikan terstruktur terdiri dari pendidikan rendah, lanjutan, dan kejuruan. Kurikulum pendidikan dibedakan atas kurikulum Eropa menggunakan Bahasa Belanda dan kurikulum pribumi menggunakan bahasa daerah. Pendidikan Eropa dapat diakses oleh penduduk Eropa, golongan bangsawan, dan pejabat pribumi, karena biaya pendidikan yang mahal berdasar pada pendapatan orang tua dan status sosial dalam masyarakat. Dampak diberlakukannya pendidikan formal melahirkan golongan terpelajar dengan demikian buta huruf menjadi lebih kecil dan meningkatkan mobilitas penduduk yang mengisi pekerjaan-pekerjaan di sektor pemerintahan maupun perusahaan swasta, sehingga berdampak pada buruh menuntut kesetaraan dan kesejahteraan dengan melakukan aksi pemogokan.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124935
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2320]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository