Implementasi Slow Stroke Back Massage dengan VCO untuk Menurunkan Nyeri Akut pada Pasien Hipertensi di Ruang Kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Hingga saat ini penyakit pembuluh darah dan jantung (kardiovaskuler)
masih menjadi permasalahan utama pada bidang kesehatan, baik di negara
berkembang maupun negara maju. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang terus
meningkat setiap tahunnya adalah penyakit hipertensi. Tanda gejala hipertensi
dapat berupa nyeri kepala, jantung berdebar-debar, vertigo, tinnitus, serta
penglihatan kabur. Gejala nyeri kepala berkelanjutan membuat pasien hipertensi
kerap kali membutuhkan perawatan secara medis, yang menimbulkan masalah
keperawatan nyeri akut. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri
akut pada pasien hipertensi antara lain dengan terapi pijat, salah satunya dengan
Slow Stroke Back Massage dengan VCO. Tujuan tugas akhir ini yaitu
mengidentifikasi pengaruh implementasi Slow Stroke Back Massage (SSBM)
dengan VCO terhadap penurunan nyeri akut pada pasien hipertensi di Ruang
Kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Laporan tugas akhir ini menggunakan desain studi kasus. Partisipan yaitu
Tn L yang dirawat di Ruang Kenanga RSUD dr. Haryoto dengan hipertensi derajat
1, usia 64 tahun, composmentis, memenuhi seluruh kriteria mayor dan dua kriteria
minor nyeri akut, bersedia menjadi partisipan, kooperatif, dan tidak mengalami
fraktur/lesi pada punggung. Intervensi yang diberikan yaitu slow stroke back
massage (SSBM) dengan VCO. Diberikan 5 hari berturut-turut sebanyak 1 kali
sehari selama satu siklus dengan durasi 3-10 menit. Setiap siklus terdiri dari empat
gerakan dan setiap gerakan diulang sebanyak sepuluh kali.
Hasil implementasi selama 5 hari didapatkan skala nyeri partisipan menurun
sebanyak 6 skala dari skala 7 menjadi skala nyeri 1 pada hari kelima. Tujuan
keperawatan juga tercapai, tingkat nyeri menurun dengan kriteria evaluasi keluhan
nyeri menurun, meringis menurun, sikap protektif menurun, gelisah menurun,
kesulitan tidur menurun, dan frekuensi nadi membaik.
Rekomendasi dari hasil studi kasus ini yaitu bagi penulis selanjutnya untuk
melakukan observasi skala nyeri hanya setelah dilakukan implementasi SSBM
dengan VCO, bukan sebelum dan sesudah implementasi serta saat pemijatan
tekanan harus kuat disesuaikan dengan berat badan dan jenis kelamin partisipan
supaya skala nyeri dapat menurun dengan baik. Bagi perawat, tindakan ini dapat
dijadikan bahan edukasi dan dimplementasikan pada pasien hipertensi derajat 1-2
yang mengalami nyeri.