dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor vanili terbesar ke
empat di dunia. Tanaman vanili dapat diperbanyak secara vegetatif dengan
menggunakan teknik stek batang. Teknik stek batang dinilai kurang ekonomis
karena pengambilan batang yang digunakan sebagai bahan baku stek dapat
menyebabkan pertumbuhan dari tanaman induk menjadi terganggu. Oleh karena
itu, diperlukan metode perbanyakan tanaman vanili dengan cara yang lain untuk
mengatasi kelemahan dari perbanyakan menggunakan teknik stek batang salah
satunya menggunakan teknik kultur jaringan. Teknik kultur jaringan sendiri secara
umum terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahap inisiasi, multiplikasi,
pengakaran, dan aklimatisasi. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan zat pengatur tumbuh NAA dan BAP terhadap pertumbuhan tanaman
vanili (Vanilla planifolia A.) pada fase akhir subkultur. Metode yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu dengan perlakuan NAA dengan
konsentrasi 0,2 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, dan 2 ppm yang dikombinasikan dengan
perlakuan BAP dengan konsentrasi 1 ppm, 1,2 ppm, dan 2 ppm. Data dianalisis
menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT dengan taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara NAA dan BAP pada jumlah
akar dan panjang akar. Pemberian NAA berpengaruh nyata pada variabel
pengamatan jumlah tunas, waktu muncul akar, dan jumlah daun. Pemberian BAP
berpengaruh nyata pada variabel pengamatan waktu muncul akar dan jumlah daun. | en_US |