Perubahan Orientasi Politik Luar Negeri Finlandia Pasca-Perang Dingin
Abstract
Setelah Perang Dingin berakhir pada 1991, Eropa mengalami perubahan besar
dalam politik, ekonomi, dan keamanan. Runtuhnya Uni Soviet dan reunifikasi
Jerman mempengaruhi Finlandia, yang meski tetap menganut kebijakan luar negeri
yang netral, mulai mempererat kerja sama dengan Uni Eropa dan negara-negara
blok Barat. Kemudian, peningkatan ketegangan regional yang terjadi setelah
aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014 dan invasi Rusia ke Ukraina pada 2022,
yang akhirnya mendorong Finlandia bergabung dengan NATO, mengakhiri periode
panjang netralitas militernya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab
perubahan kebijakan luar negeri Finlandia dan bagaimana dinamika keamanan
regional pasca-Perang Dingin mempengaruhi perubahan tersebut. Metode yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan analisis data dari buku, artikel jurnal,
laporan penelitian, dan dokumen terkait lainnya. Teori Neorealisme dan Regional
Security Complex Theory (RSCT) digunakan untuk menjelaskan penyesuaian
kebijakan luar negeri Finlandia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa
pasca-Perang Dingin di Eropa berpengaruh besar terhadap perkembangan
kebijakan luar negeri Finlandia, menunjukkan adaptasi Finlandia terhadap
perubahan lingkungan strategisnya.