Deteksi Crack dan Korosi pada Pipa Bawah Air dengan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROUV) Berbasis Transfer Learning
Abstract
Jaringan perpipaan di bawah laut menghadapi gangguan yang lebih
signifikan dibandingkan dengan pipa di daratan. Gangguan-gangguan ini termasuk
tabrakan oleh kapal, ombak, dan berbagai gangguan lainnya yang dapat merusak
pipa bawah laut. Salah satu kerusakan yang mungkin terjadi adalah retakan (crack)
dan korosi pada pipa. Oleh karena itu, sangat diperlukan perawatan pada sistem
perpipaan bawah laut untuk mengantisipasi kerugian besar akibat kebocoran pipa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dibutuhkan suatu metode yang efisien untuk
mengantisipasi kerusakan pada pipa bawah air dengan rutin memantau jalur pipa
tanpa harus menyelam ke dalam laut secara langsung. Metode counting maupun
deteksi crack dan korosi pada pipa akan diaplikasikan pada robot ROUV berbasis
transfer learning yang berfokus pada model YOLOv8. Metode yang digunakan
adalah transfer learning dengan algoritma YOLOv8, yang memiliki kelebihan
dalam akurasi dan komputasi inferensi yang cepat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai akurasi model YOLOv8 rata-rata lebih dari 80%. Hal ini membuktikan
bahwa model YOLOv8 memiliki akurasi yang tinggi meskipun dengan dataset yang
terbatas. Tingkat keberhasilan penggunaan model YOLOv8 dalam proses deteksi
dan counting korosi dan crack pada pipa bawah air mendapatkan hasil terbaik pada
kecepatan robot lambat, yaitu saat motor berkecepatan 70 rpm. Presentase error
yang didapat pada kecepatan lambat adalah sebesar 33.3% dan 25% untuk epoch
100, epoch 150 didapat error sebesar 33.3% dan untuk epoch 200 memiliki error
yang lebih kecil yaitu 16.7%. Pada rpm 50 memiliki error dengan seslisih sedikit
lebih besar dibandingkan dengan rpm 70, dikarenakan pada rpm 50 jumlah objek
referensi sebanyak 10 objek saja.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]