Pemetaan Potensi Sumber Air Baku Menggunakan Software Quantum GIS di Kecamatan Sumberbaru dan Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember
Abstract
Peningkatan pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan kebutuhan
air. Kebutuhan air sangat erat hubungannya dengan ketersediaan air yang ada.
Ketersediaan air merupakan urgensi untuk mengetahui apakah suatu wilayah
memiliki kondisi surplus atau defisit. Kebutuhan air sering kali tidak tercukupi
karena adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air.
Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan kekeringan bahkan kelangkaan air.
Ketersediaan air di Kecamatan Sumberbaru dan Kecamatan Bangsalsari
belum terlayani oleh PERUMDAM sehingga penduduk menggunakan sumur dan
mata air sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan air domestik. Apabila
ketersedian air baku tersebut tidak mencukupi maka diperlukan alternatif lain untuk
memenuhi kebutuhan air domestik penduduk Kecamatan Sumberbaru dan
Kecamatan Bangsalsari. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan potensi sumber
mata air di Kecamatan Sumberbaru dan Kecamatan Bangsalsari.
Kecamatan Sumberbaru terdapat 5 mata air yang tersebar di 2 desa yaitu
Desa Jatiroto 1 mata air dan Desa Jambesari 4 mata air. Sedangkan di Kecamatan
Bangsalsari terdapat 8 mata air yang tersebar di 3 desa yaitu Desa Badean 1 mata
air, Desa Tugusari 2 mata air dan Desa Bangsalsari 5 mata air. Ketersediaan mata
air di Kecamatan Sumberbaru mengalami defisit atau ketidakcukupan memenuhi
kebutuhan air domestik masyarakat untuk 15 tahun mendatang. Sedangkan di
Kecamatan Bangsalsari hanya terdapat 1 desa yang mengalami surplus dan 2 desa
lainnya mengalami defisit.
Kualitas mata air di Kecamatan Sumberbaru dan Kecamatan Bangsalsari
dilakukan dengan pengujian laboratorium sampel mata air. Standar baku mutu yang
digunakan untuk analisis kualitas mata air yaitu peraturan menteri kesehatan nomor
2 tahun 2023 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene dan sanitasi. Hasil pengujian kualitas fisik
mata air yang berasal dari 13 sampel mata air tidak berbau dan memiliki suhu yang
memenuhi baku mutu, tetapi untuk parameter kekeruhan terdapat 8 sampel mata
air, sedangkan 5 sampel lainnya tidak memenuhi baku mutu. Pengujian kulitas
kimia mata air pada 13 sampel mata air memiliki nilai pH yang memenuhi baku
mutu. Pengujian kualitas mikrobiologi mata air pada 13 hanya terdapat 4 sampel
mata air yang memenuhi baku mutu, sedangkan 9 sampel mata air lainnya tidak
memenuhi baku mutu.
Ketercukupan air bersih di Kecamatan Sumberbaru dan Bangsalsari
diidentifikasi menggunakan analisis neraca air dengan parameter kebutuhan air dan
ketersediaan air. Hasil analisis neraca air yaitu di Kecamatan Sumberbaru
mengalami defisit atau ketersediaan mata air tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan air domestik penduduk. Sedangkan di Kecamatan Bangsalsari hanya
Desa Banjarsari yang mengalami surplus ketersediaan mata air dapat memenuhi
kebutuhan air domestik penduduk untuk 15 tahun mendatang dan 2 desa lainnya
mengalami defisit.
Potensi mata air di Kecamatan Sumberbaru dan Kecamatan Bangsalsari
dapat ditentukan menggunakan analsis skoring dengan indikator kualitas air dan
ketercukupan air untuk 15 tahun mendatang. Hasil analisis skoring yaitu di
Kecamatan Sumberbaru Desa Jatiroto termasuk kategori potensi sedang dan Desa
Jambesari berpotensi rendah. Sementara di Kecamatan Bangsalsari terdapat 2 desa
yang berpotensi sedang yaitu Desa Tugusari dan Desa Banjarsari, sedangkan Desa
Badean berpotensi rendah.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]