Pengaruh Komposisi Serbuk Gergaji Kayu:Asam Akrilat dan Delignifikasi Terhadap Daya Serap Desikan Melalui Kopolimerisasi Cangkok
Abstract
Desikan merupakan suatu bahan yang biasanya digunakan sebagai bahan
penyerap. Desikan memiliki kemampuan untuk dapat menyerap air dan juga
kelembapan dari udara. Bahan baku yang umumnya digunakan dalam pembuatan
desikan adalah bahan tambang, seperti gel, zeolit, clay, dan lain sebagainya.
Kekurangan dari sejumlah bahan tersebut adalah sifatnya yang tidak dapat
diperbaharui. Hal ini mendorong dilakukannya proses sintesis desikan dari bahanbahan yang dapat diperbaharui, seperti serbuk gergaji kayu pohon sengon. Variasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh dari rasio massa dari serbuk
gergaji kayu:asam akrilat dan juga pengaruh perlakuan delignifikasi terhadap daya
serap air dan uap airnya. Rasio serbuk gergaji kayu:asam akrilat yang digunakan
berturut-turut adalah 2:1, 4:1, 6:1 dan 8:1 dengan ukuran partikel ≥ 120 mesh.
Metode yang digunakan dalam proses sintesis desikan adalah
kopolimerisasi cangkok. Kopolimerisasi cangkok dilakukan dengan
mencangkokkan monomer asam akrilat ke dalam rantai selulosa. Inisiator dan
agen pengikat silang yang digunakan dalam proses sintesis ini adalah kalium
persulfat dan metilen bis-akrilamida (MBA). Desikan yang diperoleh kemudian
dikarakterisasi menggunakan FTIR. Karakterisasi FTIR dilakukan dengan tujuan
mengetahui perbandingan struktur gugus fungsi antara serbuk gergaji kayu sengon
mentah dengan sampel desikan yang diperoleh melalui proses sintesis.
Desikan yang memiliki kemampuan serap air paling tinggi adalah desikan
dengan komposisi 4:1. Hal ini disebabkan karena serbuk gergaji kayu yang
ditambahkan pada komposisi 6 dan 8 gram sangat banyak sehingga ikat silang
yang terbentuk juga semakin banyak. Hal tersebut akan menyebabkan
kemampuan desikan untuk dapat menyerap air dan uap air semakin menurun, sedangkan sampel dengan komposisi 2:1 hanya memiliki sedikit selulosa sehingga
pada proses sintesis, jumlah radikal bebas yang dihasilkan bersamaan dengan
asam akrilat dan inisiator yang digunakan menjadi lebih sedikit. Hasil dari
karakterisasi FTIR yaitu perbedaan yang sangat signifikan pada sampel desikan
hasil sintesis yang terdapat pada hilangnya gugus C=C sebagai tanda dari
hilangnya kandungan lignin, dan munculnya gugus C=O yang merupakan bukti
keberhasilan dari proses pencangkokan asam akrilat.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa daya serap air dan uap air
sangat dipengaruhi oleh massa dari serbuk gergaji kayu yang ditambahkan.
Kemampuan serap air tersebut juga dipengaruhi oleh perlakuan delignifikasi.
Desikan dengan serbuk gergaji kayu mentah memiliki kemampuan daya serap air
dan uap air yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diperoleh dari serbuk
gergaji kayu terdelignifikasi. Hal ini diakibatkan karena kandungan lignin yang
terdapat di dalam serbuk gergaji kayu mentah masih sangat banyak.