Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Sungai di Desa Bendoarum Kabupaten Bondowoso
Abstract
Kedekatan antara lingkungan alam dan hubungan masyarakat memang
merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dibantahkan. Kebersihan lingkungan
merupakan suatu unsur penting dalam tolok ukur kualitas hidup masyarakat,
terjadinya kerusakan lingkungan atau bahkan pencemaran yang terjadi di suatu
lingkungan dipercepat dengan meningkatnya aktivitas-aktivitas yang dilakukan
manusia. Dari segi sosial bagi masyarakat di Desa Bendoarum dalam pemanfaatan
sungai menunjukkan berbagai macam, seperti pemanfaatan yang dilakukan di
sungai tidak lain seperti untuk mandi, mencuci, dan kakus (MCK). Terdapat
permasalahan yang dijumpai di lingkungan masyarakat Desa Bendoarum ini ialah
perihal masalah pengelolaan limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah
kotoran hewan sapi. Permasalahan kesulitan air bersih memang pernah terjadi di
Desa Bendoarum, sehingga masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air dengan
memanfaatkan aliran air sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan sungai di Desa
Bendoarum Kabupaten Bondowoso dengan menggunakan teori tindakan sosial oleh
Max Weber. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Bendoarum yang
beraktivitas berkenaan langsung dengan sungai. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling sebagai metode penentuan informan. Pengumpulan
data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data
yang terkumpul diuji keabsahannya dengan menggunakan teknik tringulasi data.
Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan data, serta penarikan
kesimpulan. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan perilaku masyarakat Bendoarum
khususnya warga Dusun Krajan dalam memanfaatkan sungai berdasarkan suatu
individu tersebut bertindak. Menurut teori tindakan sosial Max Weber, perilaku
masyarakat dalam memanfaatkan sungai untuk kegiatan MCK dapat
diidentifikasikan bahwa perilaku tersebut termasuk tindakan afektif. Masyarakat
Dusun Krajan yang memanfaatkan sungai sudah terbiasa sehingga nyaman, selain
itu realitanya juga dimanfaatkan dalam meluapkan emosi yang dirasakan setelah
jenuh dengan aktivitas dan peranannya. Selain itu perilaku pembuangan sampah
serta pembuangan kotoran hewan ternak sapi di sungai juga dilakukan yang
memperlihatkan bahwa tindakan tersebut tergolong dalam tindakan rasional
instrumental, dimana warga Dusun Krajan ini menempatkan sungai sebagai alat
dalam mendukung tujuan dari tindakan yang mereka lakukan, sehingga masyarakat
beranggapan bahwa dengan perilaku masyarakat membuang sampah dan kotoran
hewan ternak sapi disungai yang menunjukkan cara atau upaya dalam pengelolaan
baik sampah serta kotoran sapi. Dengan ini masyarakat beranggapan bahwa dengan
perilaku tersebut mampu membawa rumah serta kandang hewan ternak sapi dapat
bersih dari kotoran yang menumpuk. Alasan masyarakat melakukan perilaku
tersebut karena tidak adanya lahan untuk mewadahi baik untuk sampah maupun
untuk limbah kotoran hewan ternak sapi, sehingga warga Dusun Krajan memilih
sungai sebagai tempat pembuangan. Oleh karenanya pemanfaatan sungai bagi
masyarakat Desa Bendoarum khususnya bagi warga Dusun Krajan ini ialah bahwa
masyarakat bersikap antroposentrisme. Dimana alam dinilai hanya sebagai alat
untuk kepentingan manusia itu sendiri, sehingga dalam sikap ini menunjukkan sifat
egois sebab hanya mengutamakan kepentingan manusia. Dengan ini menunjukkan
tidak adanya kreatifitas yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan yang rendah
mengenai kesadaran lingkungan serta kesehatan.