Pengaruh Kualitas Las MIG Aluminium 5083: Variasi Sudut Single V Groove dan Root Face pada Lambung Kapal
Abstract
Paduan aluminium 5083 merupakan material teknik pilihan yang populer
digunakan sebagai material lambung kapal karena bobotnya ringan, tahan korosi
dan memiliki kekuatan yang baik. Pembuatan lambung kapal cukup kompleks,
khususnya dengan material aluminium perlu mendapatkan perhatian khusus perihal
kualitas sambungan pengelasan, karena lambung kapal berfungsi sebagai penopang
dalam menerima beban statis maupun dinamis selama beroperasional. Penggunaan
MIG sebagai teknologi pengelasan dengan pelindung gas mulia dapat mengatasi
sifat kurang baik aluminium dan meminimalisir diskontinuitas yang terjadi.
Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh parameter pengelasan, salah satunya
adalah geometri las seperti besaran sudut juga ketebalan root face. Identifikasi
kualitas las baik maupun buruk dapat diketahui melalui kegiatan pengujian tidak
merusak dan merusak, sehingga diperoleh informasi terkait parameter dengan
kualitas fisik dan mekanik sambungan yang baik berdasarkan variabel yang diuji
dan dapat diterapkan dalam penentuan parameter yang tepat supaya kualitas hasil
las memenuhi spesifikasi dan standar yang diharapkan. Melalui penelitian metode
eksperimental dengan variabel independen variasi sudut single V groove 40°, 50°,
55° dan 60° serta variasi ketebalan root face 2 dan 0 mm pada sudut 60°, yang
merupakan sudut yang sering digunakan dan tertera pada WPS yang diacu,
dilakukan analisis uji melalui indikator pengujian tidak merusak secara visual dan
penetran serta pengujian merusak melalui uji tarik, metalografi dan fraktografi.
Sehingga diketahui pengaruh variasi yang digunakan terhadap kualitas las MIG
pada aluminium 5083 tebal pelat 8 mm. Diperoleh informasi pada hasil pengujian
tidak merusak tidak dapat menunjukkan pengaruh yang terjadi karena hasil
pengelasan lolos uji visual dan liquid penetrant. Namun demikian, pada pengujian
tarik diperoleh nilai kekuatan tarik maksimum (UTS) pada variasi sudut single V
groove terlihat perbedaan nilai dan belum memenuhi nilai minimum standar BKI,
serta pada hasil ANOVA menunjukkan bahwa variasi sudut berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai UTS. Hal tersebut memungkinkan belum mencapai
standar BKI akibat faktor preparation proses pengelasan yang kurang baik dan
pengaturan arus yang terlalu rendah sehingga mengakibatkan panas elektroda
rendah. Pada variasi ketebalan root face dijumpai sampel 2 dengan root face 0 mm
melampaui nilai minimum kekuatan tarik standar BKI dan pada hasil ANOVA tidak
diketahui adanya pengaruh secara signifikan antara variasi root face dengan nilai
UTS. Selain pengujian tarik, persentase elongasi juga diketahui dan dihasilkan
bahwa semakin besar nilai sudut terjadi peningkatan elongasi serta pada variasi root
face dengan sudut yang sama, tanpa menggunakan ketebalan root face memiliki
nilai elongasi lebih tinggi dibandingkan dengan ketebalan root face 2 mm. Uraian
mengenai elongasi tersebut berbanding terbalik dengan hasil modulus elastisitas
yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai sudut, semakin kecil nilai modulus
elastisitas, serta pada ketebalan root face 0 mm memiliki nilai modulus elastisitas
yang lebih rendah. Hasil analisis pengujian tarik yang diperoleh dilanjutkan dengan
pengamatan metalografi melalu pengamatan makro dan struktur mikro guna
mengetahui tiga daerah fokus yang diamati yaitu BM, HAZ dan WM yang menunjukkan terdapat perbedaan penyebaran dan struktur butiran dari tiap daerah.
Secara garis besar dijumpai fasa 𝛼 dan fasa 𝛽 terlebih pada daerah WM,
membentuk dendrit. Hasil metalografi dapat memberikan kesimpulan mengenai
faktor yang mempengaruhi hasil kekuatan tarik spesimen uji yang belum
melampaui nilai standar BKI, diketahui terdapat lack of penetration juga porosity
mikro yang berpengaruh terhadap penurunan nilai kekuatan tarik. Melalui hasil
pengamatan fraktografi secara makro dilakukan analisis melalui bentuk patah sisi
dan topografi patahan yang terjadi, diperoleh hasil patahan getas pada variasi sudut
single V groove serta pada sudut single V groove 60° tanpa ketebalan root face
memiliki patah yang cukup ulet, karena secara makro patah yang terjadi yaitu patah
geser atau tidak tegak lurus dan membentuk sudut dengan kemiringan 60° serta
permukaan topografi penampang berserabut tajam dan dominan berwarna cerah
yang diidentifikasikan sebagai patah cukup ulet. Selain itu, pada hasil foto SEM
dilakukan pada variasi yang lebih unggul dan diperoleh tiga titik yang dilakukan
pengamatan yaitu cleavage sebagai patah getas, detail permukaan porosity sebagai
identifikasi adanya diskontinuitas las internal serta daerah dimple yang
mendominasi menunjukkan sebagai patah ulet. Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan diketahui variasi sudut single V groove 60° dengan ketebalan root face
0 mm pada kualitas las MIG pelat aluminium 5083 tebal 8 mm memiliki sifat
mekanis yang baik pada penelitian ini, sehingga sambungan las dengan variasi
tersebut memiliki kemampuan yang cukup dalam menahan beban statis maupun
dinamis tanpa mengalami deformasi plastis secara drastis pada lambung kapal.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]