dc.description.abstract | Hambatan perkembangan berbicara merupakan keadaan dimana seseorang
mengalami kesulitan atau ketidakmampuan dalam mengungkapkan kata dengan
tepat dan fasih. Hasil Observasi awal yang dilaukan di kelompok B TK ABA II
Kabupaten Jember terdapat anak yang mengalami permasalahan hambatan
perkembangan berbicara yaitu anak perempuan yang berinisial “A” dan satu anak
laki-laki dengan inisial “M” mengalami kesulitan dalam berbicaranya. Hal ini
ditunjukan ketika “M” berbicara dalam penekanan dan sangat lambat dibandingkan
dengan anak yang lain. Sedangkan “A” memiliki karakter yang cenderung pendiam
apabila “A” ingin bertanya atau mengutarakan pikirannya "A" mengatakan dengan
sangat pelan nyaris tidak terdengar dan kesulitan dalam mengucapkan beberapa
huruf tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Permasalahan Anak dengan Hambatan Perkembangan Berbicara di
Kelompok B TK ABA II Kabupaten Jember?” berdasarkan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi permasalahan
anak dengan hambatan perkembangan berbicara di kelompok B TK ABA II
Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilaksanan di TK ABA II Kabupaten Jember dan rumah anak
yang bersangkutan selama 12 hari dengan rincian 8 hari di sekolah, 3 hari dirumah
“M” dan 2 hari dirumah “A”. Subyek penelitian ini yaitu dua anak yang berinisial
“A” dan “M”. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh melalui beberapa informan yaitu guru
pendamping, orang tua dan anak yang bersangkutan. Metode yang digunakan dalam
peelitian ini adalam metode observasi (catatan lapangan), wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui empat
tahap diantaranya proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai eksplorasi permasalahan anak dengan
hambatan perkembangan berbicara di kelompok B TK ABA II Kabupaten Jember
dapat disimpulkan bahwa anak yang berinisial “A” dan “M” mengalami beberapa
hambatan dalam perkembangan berbicaranya. Sesuai hasil penelitian yang
dilakukan, peneliti menemukan beberapa hambatan perkembangan berbicara
diantaranya Kelainan suara, Gangguan kelancaran bicara, Disfasia, Sindrom
asperger, Gangguan Multisystem Development, Gangguan Disintegrative pada
Anak (Childhood Disintegrative Disorder/CDD). Hambatan yang dialami oleh M
yaitu kelainan suara, Gangguan kelancaran bicara, Disfasia, Sindrom Asperger,
Gangguan Multisystem Development, Gangguan Disintegrative Pada Anak
(Childhood Disintegrative Disorder/CDD) Sedangkan Hambatan yang dialami
oleh A yaitu Kelainan Artikulasi, Sindrom Asperger, dan Gangguan Multisystem
Development. Permasalahan tersebut terjadi adanya beberapa faktor yaitu faktor
lingkungan, kesehatan, kondisi fisik dan motorik, metode pelatihan anak dan
gadget. Hal ini didukung dengan adanya bukti raport, surat dokter serta hasil
wawancara yang dilakukan kepada 1 guru kelompok B, 1 guru kelompok A, orang
tua/wali M, dan orang tua A terkait permasalahan anak dengan hambatan
perkembangan berbicara.
Saran yang dapat diberikan kepada guru serta orang tua, yaitu hendanya guru
memberikan stimulasi yang lebih kepada anak yang memiliki hambatan dalam
perkembangan berbicara seperti mengembangkan pembelajaran yang mencakup
seluruh aspek perkembangan anak, salah satunya yaitu perkembangan bahasa agar
kemampuan anak dalam berbicara semakin meningkat dan Perlunya peran aktif
orang tua dalam melatih perkembangan kemampuan berbicara anak, sehingga
perkembangan berbicara anak dapat berkembang secara optimal. | en_US |