Pemanfaatan Arang Aktif dari Batang Tembakau (Nicotiana tabacum) Sebagai Adsorben Kromium Total (Cr) pada Limbah Cair Batik (Studi di Batik Tulis X, Kaliwates, Jember)
Abstract
Kromium (Cr) merupakan logam berat dengan sifat persisten, bioakumulatif
dan toksik (PBT) dengan salah satu sumbernya yaitu limbah cair batik. Limbah cair
batik mengandung Cr dikarenakan penggunaan bahan pewarna kimia pada proses
pewarnaan. Industri batik tulis X di Kaliwates, Jember menghasilkan limbah cair
dengan kadar Cr mencapai 1,820 mg/L. Kadar tersebut melebihi baku mutu
lingkungan sebesar 1,0 mg/L yang telah ditetapkan pada Permen LHK No.16 Tahun
2019. Selain itu, industri batik tulis ini belum memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan. Metode pengolahan
limbah cair salah satunya menggunakan arang aktif dari batang tembakau yang kaya
lignin, selulosa dan karbon organik. Arang aktif dibuat ini dibuat melalui
karbonisasi dan aktivasi H2SO4. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi arang
aktif batang tembakau dalam mengurangi kadar Cr pada limbah cair tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode True
Experiment. Pembuatan arang aktif diawali dengan tahap karbonisasi (pembakaran)
dengan menggunakan drum, lalu dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100 mesh.
Selanjutnya diaktivasi menggunakan larutan H2SO4 lalu dioven dengan suhu 100ºC.
Kelompok dibagi menjadi 2 (dua) yaitu kelompok kontrol (K) dan kelompok
perlakuan penambahan arang aktif batang tembakau yang terdiri dari kelompok
perlakuan X1 (10g/0,1L), X2 (11g/0,1L) dan X3 (12g/0,1L). Setelah itu dilakukan
pengadukan selama 60 menit dengan jar test dan penyaringan selama 60 menit.
Rata-rata kadar Cr pada kelompok kontrol (K), kelompok perlakuan X1,
kelompok perlakuan X2, dan kelompok perlakuan X3 masing-masing adalah 1,1395
mg/L; 1,082 mg/L; 0,603 mg/L; dan 0,278 mg/L. Hasil pengujian dengan One Way ANOVA (0,000 ≤ 0,05) menunjukkan signifikansi berarti terdapat perbedaan kadar
Cr pada limbah cair batik setelah diberi perlakuan penambahan arang aktif batang
tembakau. Kadar Cr yang mampu diserap pada kelompok perlakuan X1, X2 dan X3
yaitu 5,09%, 47,09% dan 75,84%. Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc didapatkan
hasil bahwa kelompok yang signifikan dengan kelompok kontrol yaitu kelompok
perlakuan X2 dan kelompok perlakuan X3.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu bahwa rata-rata kadar Cr pada
kelompok kontrol sebesar 1,1395 mg/L, kelompok X1 sebesar 1,082 mg/L,
kelompok X2 sebesar 0,603 mg/L dan kelompok X3 sebesar 0,278 mg/L. Kelompok
perlakuan X3 mampu menurunkan kadar Cr terbesar sampai dengan 75,84 mg/L.
Saran yang diberikan pada penelitian ini untuk pemilik industri batik yaitu
melakukan pengolahan limbah cair batik dengan 3 tahap pada 3 bak unit yaitu
pengendapan, filtrasi dan adsorpsi. Pemilik industri batik juga perlu melakukan
pemantauan dengan melakukan pengujian kadar Cr setidaknya 3 (tiga) bulan sekali
di Laboratorium Kesehatan Daerah Jember. Pengendalian bahan pencemar dari asal
beban pencemar juga perlu dilakukan oleh pemilik industri batik dengan melakukan
subtitusi penggunaan zat pewarna kimia berbahaya menjadi zat pewarna ramah
lingkungan. Selain itu dilakukan pengelolaan arang aktif kembali dengan
memanfaatkan kembali arang aktif untuk proses penyaringan air dengan
kontaminan lebih rendah serta melakukan pengumpulan arang aktif bekas untuk
kemudian dikirim ke pengelola limbah B3.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2226]