Toksisitas Campuran Ekstrak Daun Anting-anting (Acalypha indica L.) dan Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) terhadap Larva Nyamuk (Aedes aegypti L.) dan Implementasinya sebagai Leaflet
Abstract
Aedes aegypti L. adalah spesies nyamuk pembawa virus dengue dan termasuk
vektor pembawa penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Sebaran penyakit ini
sangat luas hampir seluruh daerah tropis di seluruh dunia. Pengendalian DBD bisa
dilakukan dengan memutus rantai perkembangbiakan Aedes aegypti L.
Pengendalian Aedes aegypti L. dapat dilakukan terhadap jentiknya yaitu dengan
cara kimia, biologi, dan fisik.
Tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida alami yaitu daun anting anting dan daun tapak liman. Diketahui bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun
anting-anting yaitu minyak atsiri, tanin, alkaloid, dan steroid. Sedangkan pada
ekstrak daun tapak liman yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan
alkaloid pada ekstrak daun anting-anting dan daun tapak liman dapat berperan
sebagai racun saraf dan racun kontak. Senyawa tanin dalam ekstrak daun anting anting berperan sebagai racun perut, sedangkan senyawa saponin dalam ekstrak
daun tapak liman berperan sebagai racun pernafasan, racun perut, dan racun saraf,
serta senyawa flavonoid berperan sebagai racun pernafasan. Kematian larva yang
diakibatkan racun kontak, berawal saat saponin memasuki kulit. Dinding tubuh
serangga adalah bagian yang bisa menyerap zat racun dalam jumlah yang besar.
Senyawa alkaloid pada ekstrak daun anting-anting dan daun tapak liman dapat
berperan sebagai racun kontak, karena alkaloid dapat berdifusi melalui kutikula
larva. Senyawa lain yaitu flavonoid, mempunyai sifat larvasida. Flavonoid
merupakan insektisida alami yang berperan sebagai racun pernafasan. Mode of
action flavonoid menghambat enzim pernafasan, antara lain koenzim Q (koenzim
pernafasan yang bertanggung jawab membawa elektron pada rantai transportasi
elektron) yang menyebabkan kegagalan fungsi pernafasan dan NAD+
(koenzim
yang terlibat dalam reduksi dan oksidasi ketika proses metabolisme). Kemampuan
senyawa tanin sebagai larvasida, bisa menyebabkan rusaknya membran sel
sehingga larva nyamuk mati, hal ini dikarenakan tanin mengakibatkan terjadi
penyerapan air di tubuh organisme sehingga tubuh larva kekurangan air dan
menyebabkan kematian pada larva. Tanin adalah senyawa yang dapat mengganggu
proses pencernaan dan bersifat racun perut. Tanin adalah senyawa yang dapat
mengganggu kerja enzim protease sehingga proses metabolisme sel akan terhambat
dan larva mengalami kekurangan nutrisi, mengakibatkan pertumbuhan larva akan
terganggu dan apabila proses ini berkelangsungan, maka akan berdampak pada
mortalitas larva.
Tujuan penelitian adalah mengetahui toksisitas campuran ekstrak daun
anting-anting dan daun tapak liman terhadap larva Aedes aegypti L. dengan LC50
(Lethal Concentration 50) adalah konsentrasi ekstrak yang digunakan untuk
membunuh larva Aedes aegypti L. sebanyak 50% dari jumlah larva yang digunakan
dalam penelitian dan untuk mengetahui toksisitas tunggal ekstrak daun anting anting saja dan ekstrak daun tapak liman saja.