Virtual Screening Calon Inhibitor Topoisomerase-1 Menggunakan Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR)
Abstract
Topoisomerase-1 merupakan protein target yang tergolong dalam kelompok
regulator apoptosis sel. Protein Topoisomerase-1 dapat menghambat proses
apoptosis pada sel yang rusak dan membuat sel yang telah rusak tetap mengalami
regulasi sel dan mengakibatkan terbentuknya sel kanker. Inhibitor sebagai
penghambat dibutuhkan untuk menghambat protein Topoisomerase-1 agar proses
apoptosis tetap berlangsung. Prediksi inhibitor untuk mengahambat Topoisomerase-1
dapat dilakukan dengan menggunakan pemodelan QSAR (Quantitative Structure-Activity
Relationship) berbasis virtual screening.
Virtual screening diawali dengan pemodelan QSAR, dimana komputer
dapat mempelajari pola data yang ada untuk menghasilkan model terbaik. Model
dibuat dengan menggunakan dataset dari dataset yang diperlukan sebanyak 429 senyawa
yang diambil dari database ChEMBL dengan kode ChEMBL1781 dan UniPort ID11387.
Kemudian didapatkan data training sebanyak 300 senyawa dan data testing sebanyak 129
senyawa. Model terbaik yang didapatkan yaitu model yang
memiliki Hidden Layer (L1, L2, dan L3), dan batch size secara
berurutan yaitu 8; 16; 32; dan 8; 1024; 2048 dengan nb_epoch 50 sehingga diperoleh
model terbaik dengan nilai R2 sebesar 0,66. Model terbaik tersebut kemudian
digunakan untuk proses virtual screening pada database ZINC20
(https://zinc20.docking.org/) dengan jumlah senyawa sebanyak 481 juta senyawa. Hasil
virtual screening dipilih senyawa dengan nilai pIC50-nya diatas 5.8 berdasarkan rata-rata
obat yang beredar yaitu Topotecan diperoleh sebanyak 335 senyawa. Kemudian
dikelompokkan (clustering) menggunakan metode clustering-Butina yaitu mengelompokkan senyawa berdasarkan kemiripannya yaitu berdasarkan kemiripan
struktur. Jumlah cluster yang dihasilkan dari proses clustering yaitu 50 cluster. Cluster
tersebut diwakili oleh senyawa dengan nilai pIC50 terbesar dari masing– masing cluster.
Hasil dari proses clustering kemudian dilakukan proses perhitungan nilai similarity.
Perhitungan nilai similarity yang dilakukan pada antar cluster dan senyawa yang berada
dalam satu cluster. Senyawa tersebut kemudian dilakukan uji in-vitro sebagai calonobat
baru penyakit kanker lambung menggunakan uji ADMET pKCSM (Absorption,
Distribution, Metabolism, Excretion - Toxicity Predictive Model) bertujuan untuk
mengevaluasi bagaimana suatu senyawa atau obat diabsorpsi, didistribusikan,
dimetabolisme, diekskresikan, serta untuk memprediksi potensi toksisitasnya. Ini penting
dalam pengembangan obat untuk memahami bagaimana obat akan berperilaku di dalam
tubuh manusia, sehingga dapat menentukan dosis yang efektif dan aman, serta
memperkirakan risiko efek samping yang mungkin terjadi. Hasil uji ADMET
menggunakan ADMET-pKCSM menghasilkan 10 senyawa yang lolos uji. Berdasarkan
keseluruhan proses screening didapatkan 10 calon inhibitor protein Topoisomerase-1
yang dapat direkomendasikan dan dilakukan penelitian lebih lanjut.