Show simple item record

dc.contributor.authorURAIFI, Mar'atus Islamiyah
dc.date.accessioned2024-08-21T07:13:55Z
dc.date.available2024-08-21T07:13:55Z
dc.date.issued2023-03-14
dc.identifier.nim190910302017en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124147
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik_Lia Tgl 21 Agustus 2024en_US
dc.description.abstractPada tahun 2021 di Desa Dringu Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo pernah terjadi bencana banjir bandang. Berdasarkan data dari Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, bencana banjir yang terjadi di Desa Dringu tersebut mengakibatkan 901 KK yang terdampak dengan jumlah jiwa sebanyak 2.614 jiwa. Dengan rincian 201 KK di Dusun Krajan dengan 613 jiwa yang terdampak, 246 KK di Dusun Satriya dengan 663 jiwa yang terdampak, Dusun Gande’an sebanyak 304 KK dengan jumlah 856 jiwa, kemudian di Dusun Ngemplak sebanyak 150 KK dengan jumlah 482 jiwa yang terdampak banjir. Dampak yang dirasakan masyarakat seperti: kehilangan harta benda, rumah rusak, dampak kesehatan, pertanian rusak akibat lumpur yang dibawa oleh arus banjir dan lain sebagainya. Desa Dringu merupakan daerah yang terparah akibat bencana banjir. Hal ini dikarenakan Desa Dringu adalah desa yang berbatasan langsung dengan sungai Kedunggaleng yang merupakan sumber terjadinya banjir bandang, sehingga Desa Dringu sendiri berada dalam daerah rawan terjadinya bencana. Dalam ranah bencana tersebut, masyarakat Desa Dringu khususnya kaum perempuan memunculkan kegiatan sosial yakni dengan berpartisipasi dalam organisasi keIslaman salah satunya Kelompok Muslimat. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh kaum perempuan yang ada di Desa Dringu sendiri menjadi salah satu upaya mengurangi resiko bencana yakni dengan keikutsertaannya didalam dua, tiga bahkan lebih Kelompok Muslimat yang berbeda. Hal ini tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang masih tradisional dan modal sosial yang dimiliki masyarakat di Desa Dringu. Berdasarkan realitas sosial yang ada di Desa Dringu, maka diperlukan cara dalam menganalisis kegiatan masyarakat Desa Dringu dalam Kelompok Muslimat terutama perannya dalam melakukan upaya Healing terhadap korban pasca bencana banjir. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan Modal Sosial sebagai landasan teori sekaligus pendekatan yang digunakan. Penelitian dilaksanakan dengan terjun langsung ke lokasi penelitian. Sedangkan dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahapan: pertama menggunakan teknik observasi, hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui berbagai aktivitas dan interaksi dalam kegiatan Kelompok Muslimat. Kedua menggunakan teknik wawancara, melalui teknik ini peneliti dapat mengetahui biografi, kehidupan, bencana banjir dan peran Kelompok Muslimat pasca bencana. Ketiga menggunakan teknik dokumentasi, melalui teknik ini peneliti dapat mengumpulkan bukti-bukti diadakannya penelitian seperti: hasil foto, rekaman, penelitian-penelitian terdahulu serta bukubuku yang berkaitan dengan masalah yang menjadi kajian dalam penelitian sehingga dengan menggunakan teknik ini dapat menguatkan hasil penelitian yang dilakukan. Dari beberapa teknik pengumpulan data tersebut dapat diketahui peran yang dimiliki oleh Kelompok Muslimat dalam melakukan upaya Healing terhadap korban banjir di Desa Dringu yang berbasis komunitas. Tentunya hal tersebut terjadi tidak terlepas dari kondisi lingkungan masyarakat dan modal sosial yang dimiliki. Dapat diketahui masyarakat Desa Dringu berada dalam ranah bencana, hal ini dikarenakan Desa Dringu merupakan daerah rawan bencana. Kondisi lingkungan dan masyarakat yang masih tradisional menjadikan mereka memiliki dasar keyakinan yang kuat pada agama hal tersebut diperkuat dengan melihat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Kelompok Muslimat. Pasca bencana langkah awal yang dilakukan sebagai proses upaya pengurangan resiko bencana dengan membentuk kembali kelompok-kelompok sosial yang memang rutin diadakan di Desa Dringu seperti Kelompok Muslimat. Keberadaan Kelompok Muslimat pasca bencana mampu menjadi media Healing bagi korban selain itu bisa menjadi modal sosial yang berpotensi khususnya bagi Desa Dringu yang menjadi daerah rawan bencana. Modal sosial yang dimiliki masyarakat Desa Dringu melalui kelompok tersebut ialah adanya jaringan, hubungan ketetanggaan, kerabat dan teman. Selain itu Kelompok Muslimat juga memiliki modal sosial yang mampu menjadi Bonding, Bridging, dan Lingking Social Capital. Modal sosial yang dimiliki oleh kelompok ini mampu berperan penting khususnya pasca bencana yang terjadi dimana keberadaan mereka sangat berperan dalam tahapan pemulihan pasca bencana, tahapan tanggap darurat bencana, kemudian juga berperan dalam tahapan mitigasi/preparedness. Peranan penting yang dimiliki oleh komunitas tersebut bisa diperoleh oleh para korban bencana banjir di Desa dringu melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan pasca bencana, kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan oleh komunitas untuk mengurangi resiko bencana sekaligus sebagai upaya Healing terhadap korban banjir di Desa Dringu.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMar'atus Islamiyah Uraifien_US
dc.subjectPERANAN KELOMPOK MUSLIMATen_US
dc.titlePeranan Kelompok Muslimat sebagai Community Healing terhadap Korban Banjir di Desa Dringu Probolinggoen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiSosiologien_US
dc.identifier.pembimbing1Drs. Joko Mulyono, M.Sien_US
dc.identifier.pembimbing2Jati Arifiyanti, S.Sosio., M.Aen_US
dc.identifier.validatorTaufiken_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record