Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving terhadap Kecerdasan Emosional Peserta Didik pada Pembelajaran Geografi SMA
Abstract
Aspek sikap dari pembelajaran geografi bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar, mengembangkan sikap melindungi dan bertanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup, dan mengelaborasi kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya, mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial-budaya, serta mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa. Berdasarkan tujuan pembelajaran geografi dari aspek sikap tersebut, agar tercapainya tujuan pembelajaran geografi maka kapabilitas keterampilan pendidik dalam menguasai materi pelajaran harus secara menyeluruh dan mendalam. Proses pendidikan selama ini hanya terbatas pada ranah intelektual peserta didik, menyebabkan pasifnya emosional peserta didik. Pada saat ini, kecerdasan emosional perannya dalam dunia pendidikan belum optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun penerapan model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran geografi ialah model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah) yang menjadi alternatif solusi.
Model pembelajaran problem solving diartikan menjadi teknik pemecahan masalah yang memungkinkan peserta didik untuk memecahkan berbagai masalah yang muncul baik secara individu maupun kelompok. Model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh model pembelajaran problem solving terhadap kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran geografi SMA.
Penelitian dilaksanakan di MAN 2 Jember dengan menggunakan penelitian eksperimen semu dan desain penelitian post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X IPS 1 sampai X IPS 4. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 23, dengan cara uji homogenitas nilai ulangan harian peserta didik pada materi sebelumnya dengan hasil heterogen. Langkah selanjutnya menentukan sampel penelitian dengan metode purposive sampling area atau secara sengaja dengan memperhatikan pertimbangan tertentu, lebih tepatnya dipilih dua kelas berdasarkan nilai rata-ratanya, maka dapat ditentukan bahwa kelas X IPS 1 sebagai kelas kontrol dan X IPS 2 sebagai kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut sama-sama diberikan materi Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan dengan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem solving, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji T-test. Data yang didapatkan dari skor post-test berupa angket kecerdasan emosional peserta didik yaitu data nilai peserta didik dengan masing-masing indikator dalam kecerdasan emosional. Nilai rata-rata kecerdasan emosional pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem solving sebesar 85,08 yang termasuk kedalam klasifikasi sangat kuat dengan rentang skor persentase 81-100 sedangkan pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional sebesar 68,84 termasuk kedalam klasifikasi kuat dengan rentang skor persentase 61-80, dengan demikian nilai persentase rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Analisis data pada tahap uji T-test, data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil post-test kecerdasan emosional peserta didik menunjukkan angka .sig 0,000. Angket tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansinya kurang dari 0,05, maka berdasarkan pedoman pengambilan keputusan hipotesis statistik menyatakan bahwa H_0 di tolak dan H_1 diterima. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini diterima. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa model pembelajaran problem solving berpengaruh secara signifikan terhadap kecerdasan emosional peserta didik pada pembelajaran geografi SMA.