dc.description.abstract | Keterampilan komunikasi, khususnya public speaking, merupakan salah
satu keterampilan krusial karena memungkinkan generasi muda menyampaikan
ide, berinteraksi, dan berkolaborasi secara efektif. Public speaking tidak hanya
memberikan manfaat pribadi, tetapi juga penting dalam dunia profesional, di mana
kemampuan ini sangat dihargai oleh pemberi kerja. The Jannah Institute telah
berkontribusi dalam meningkatkan keterampilan public speaking melalui program
pelatihan yang menggunakan pendekatan appreciative inquiry. Appreciative
inquiry adalah metode yang berfokus pada kekuatan dan aspek positif,
memungkinkan peserta mengeksplorasi dan menghargai kemampuan mereka serta
merancang cara-cara untuk meningkatkan keterampilan di masa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi appreciative
inquiry dalam pelatihan public speaking di The Jannah Institute. Penelitian ini
diharapkan menjadi acuan untuk penelitian sejenis dan memberikan wawasan
tentang penerapan appreciative inquiry dalam pembelajaran public speaking untuk
generasi muda. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, program
studi, dan lembaga terkait dalam meningkatkan pengetahuan dan implementasi
appreciative inquiry.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan menggunakan teknik
purposive area karena sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu di The Jannah
Institute Jember. Sementara itu, teknik purposive sampling digunakan untuk
menentukan enam informan yang menjadi sasaran penelitian ini, yaitu dengan
inisial PR, EN, dan AL untuk informan kunci serta inisial RN, AU, dan HN untuk
informan pendukung. Peneliti menggunakan teknik perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, serta triangulasi sumber dan teknik untuk memastikan
keabsahan data. Peneliti juga menerapkan metode analisis Miles dan Huberman
dalam pengambilan data yang mencakup pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi appreciative inquiry
pada pelatihan public speaking for youth di The Jannah Institute Jember,
pendekatan appreciative inquiry diterapkan melalui empat fase 4-D yang
kemampuannya untuk mengubah paradigma dari fokus pada masalah (deficit based) menjadi fokus pada kekuatan dan potensi (strength-based). Adapun pada
tahap discovery, peserta diajak untuk mengidentifikasi dan menghargai kekuatan
mereka sendiri dalam berbicara di depan publik. Ini melibatkan pengenalan
terhadap keterampilan yang sudah dimiliki dan berhasil diterapkan dalam situasi situasi sebelumnya. Selanjutnya, tahap dream memungkinkan peserta untuk
membayangkan masa depan yang diinginkan dalam konteks kemampuan public
speaking mereka. Tahap design membawa visi tersebut menjadi kenyataan dengan
merancang strategi dan taktik yang spesifik untuk mengembangkan keterampilan
public speaking. Terakhir, tahap destiny menekankan pada penerapan nyata dari
keterampilan yang telah dikembangkan, baik dalam lingkungan pelatihan maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didorong untuk terus mengasah dan
mengaplikasikan keterampilan mereka dalam berbagai konteks untuk mencapai
dampak yang berkelanjutan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan appreciative inquiry dalam
pelatihan public speaking for youth di The Jannah Institute menekankan kekuatan
dan potensi daripada kekurangan, membimbing peserta melalui fase 4-D yaitu:
discovery, dream, design, dan destiny. Peserta pelatihan dibimbing melalui fase fase: 1) discovery, mengidentifikasi kekuatan; 2) dream, membayangkan potensi
masa depan ideal; 3) design, melibatkan perencanaan strategis; dan 4) destiny,
menekankan aplikasi praktis. Pendekatan ini membantu peserta menginternalisasi
keterampilan public speaking dengan berfokus pada kekuatan dan potensi mereka,
memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan hasil yang berdampak. | en_US |