dc.description.abstract | Pembangunan di sektor pertanian dalam rangka mendukung ketahanan
pangan nasional menjadi perhatian utama pemerintah. Dalam hal ini pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan untuk memperkuat ketahanan pangan dan
mengantisipasi kondisi iklim ekstrim yang dapat mengganggu produksi pangan
nasional, yakni dengan memberikan kebijakan bantuan langsung berupa
penyaluran benih unggul dan pupuk bersubsidi melalui kelompok tani. Kebijakan
pertanian tersebut tertuang dalam peraturan dan SK Menteri Pertanian Nomor
106/Kpts/SR.130/2/2004 mengenai kebijakan pupuk bersubsidi. Dalam kebijakan
tersebut disebutkan bahwa alasan pemberian pupuk subsidi adalah dalam rangka
mewujudkan program ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi
komoditas pertanian. Untuk itu, Perlu didukung dengan penyediaan sarana
produksi sampai di tingkat petani. Adanya kelangkaan pupuk subsidi dan jumlah
penyaluran pupuk subsidi yang tidak sesuai, petani padi langsung merespon baik
dalam pembelian atau penggunaan pupuk bersubsidi secara langsung maupun
tidak langsung. Berdasarkan adanya hal tersebut menjadi penting untuk diteliti
lebih lanjut terkait analisis sikap petani padi terhadap atribut pupuk bersubsidi.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis sikap petani padi terhadap atribut pupuk bersubsidi dan faktor-faktor
apa yang mempengaruhi keputusan petani padi terhadap pembelian pupuk
bersubsidi di Kabupaten Jember. Penentuan lokasi menggunakan metode
purposive sampling, dan data yang digunakan yaitu data primer dengan teknik
wawancara menggunakan kuesioner. Metode analisis yang digunakan yaitu
dengan menggunakan Analisis Multiatribut Fishbein dan Analisis Regresi
Logistik. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan multistage
sampling dengan pertimbangan tertentu yaitu pengambilan data secara insidental
sampling. Hasil analisis multiatribut fishbein diperoleh bahwa semua atribut 6T (Tepat
Jenis, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Waktu, dan Tepat Mutu)
dianggap penting oleh petani padi. Sedangkan, berdasarkan tingkat
kepercayaannya, atribut 6T pupuk subsidi yang dianggap sudah tepat oleh petani
padi adalah atribut tepat jenis, tepat tempat dan tepat mutu, sedangkan atribut
atribut tepat harga, tepat waktu dan tepat jumlah masih dianggap tidak tepat oleh
petani padi. Sedangkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan variabel
independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (keputusan
pembelian pupuk bersubsidi) pada penelitian ini yaitu Pendapatan (X3), Harga
Pupuk Subsidi Urea (X6), dan Tempat Pembelian (D9). Sedangkan Variabel Usia
(X1), Pendidikan (X2), Jumlah Anggota Keluarga (X4), Luas Lahan (X5), Harga
Pupuk Non Subsidi Urea (X7), Akses Informasi (D8), Ketersediaan Pupuk (D10)
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (keputusan pembelian pupuk
bersubsidi). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0,533 atau dapat berarti bahwa variabilitas variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 53,3% dan sisanya
sebesar 46,7% dijelaskan oleh keragaman variabel lain di luar model.
Kesimpulan dari hasil penelitian diatas yaitu : 1) Semua atribut 6T (Tepat
Jenis, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Tempat, Tepat Waktu, dan Tepat Mutu)
berdasarkan tingkat kepentingan dan evaluasinya dianggap positif oleh petani
padi. Sedangkan, berdasarkan tingkat kepercayaannya atribut 6T pupuk subsidi
yang dianggap positif oleh petani padi adalah atribut tepat jenis, tepat tempat dan
tepat mutu, sedangkan atribut tepat harga, tepat waktu dan tepat jumlah masih
dianggap negatif oleh petani padi. 2) Faktor-faktor yang secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan petani padi dalam membeli pupuk
bersubsidi di Kabupaten Jember berdasarkan uji Wald dengan tingkat kepercayaan
sebesar 90% adalah pendapatan, harga pupuk subsidi urea dan tempat pembelian.
Sedangkan, faktor-faktor yang secara parsial memiliki pengaruh yang tidak
signifikan berdasarkan uji Wald adalah usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga,
luas lahan, harga pupuk non subsidi urea, akses informasi dan ketersediaan pupuk. | en_US |